Jakarta (ANTARA) - Tak terasa hampir satu tahun pandemi COVID-19 melanda berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, berbagai aspek kehidupan pun terdampak akibat wabah ini sehingga menyebabkan mati suri untuk beberapa saat khususnya panggung hiburan dan budaya.

Berbagai acara pertunjukan musik pun mau tidak mau harus ditunda. Berdasarkan data dari Koalisi Seni Indonesia, pada Maret 2020 terdapat 40 konser, tur hingga festival musik yang sudah direncanakan harus dibatalkan.

Pasalnya, promotor dilarang untuk membuat acara yang bisa mendatangkan kerumunan, seperti diketahui dalam setiap pertunjukan musik penonton yang hadir biasanya lebih dari 500 orang dan tentunya saling berdekatan. Hal ini lah yang membuat penyelenggaraan musik secara langsung menjadi sebuah pekerjaan yang tidak mungkin.

Akan tetapi, para pelaku industri musik dan pertunjukan tak ingin hanya diam dan pasrah, mereka bersama-sama saling tukar ide untuk menemukan jalan keluar dan masalah ini. Akhirnya dibuatlah sebuah acara musik dengan konsep daring ataupun hibrida yang memadukan pengalaman konser secara luring dan daring.

Para penampilnya sendiri datang ke sebuah studio untuk bermain secara live atau rekaman dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di antaranya melakukan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan senantiasa mencuci tangan. Tentu saja, suasananya jelas sangat berbeda jika dibandingkan dengan bernyanyi di depan penonton.

Di sisi lain, ada juga pihak promotor yang berkolaborasi dengan stasiun televisi nasional untuk menyelenggarakan festival musik tahunannya.

Sejak pandemi hingga menuju penghujung tahun setidaknya tercatat beberapa festival musik besar yang akhirnya pindah secara daring, bahkan ada juga festival musik baru yang sengaja dibuat untuk para penggemar musik yang rindu menyaksikan konser musik.

Baca juga: Kangen band akan tampil reuni di Synchronize Fest 2020

Synchronize Fest 2020
Sempat dibatalkan karena pandemi, festival musik yang menggabungkan beberapa genre ini memutuskan untuk tetap menggelar pertunjukannya dengan berkolaborasi dengan stasiun televisi swasta, SCTV.

"Selaras dengan jargon Synchronize Fest 'A Festival For Everyone', kehadiran di televisi adalah terobosan paling signifikan bagi sebuah festival yang dapat menjangkau ratusan juta pemirsa potensial di seluruh Indonesia, dan tentunya dapat dinikmati secara cuma-cuma oleh siapapun," ujar keterangan resmi Synchronize Fest.

Musisi yang terlibat dalam festival ini pun tidak main-main seperti Iwan Fals, Kangen Band Reunion, The SIGIT, The Upstairs, Danilla Riyadi, Mocca, Tipe-X, NDX AKA dan lainnya.

Festival ini tayang mulai pukul 21.45-01.00 WIB dan mendapat respon yang bagus dari para penontonnya. Pihak penyelenggara sendiri menjanjikan tiket yang sudah dibeli untuk Synchronize Fest 2020 bisa digunakan kembali untuk tahun depan jika memilih opsi non-refund.

Prambanan Jazz 2020
Festival musik jazz yang juga menjual pariwisata Indonesia ini, diselenggarakan secara daring dari komplek Candi Prambanan, Yogyakarta pada 31 Oktober hingga 1 November 2020.

Berbeda dari tahun sebelumnya, pertunjukan kali ini tidak menghadirkan musisi dari luar negeri dan sepenuhnya menampilkan para penyanyi dan band tanah air.

"Kami ingin betul-betul menjadikan Prambanan Jazz Festival tetap hadir di era pandemi COVID-19. Untuk live broadcast kami berkolaborasi dengan tim Tompi, ada wide-cam dan lainnya. Artis hadir di Candi Prambanan, penonton bisa merasakan ambience-nya," ujar CEO Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi.

Prambanan Jazz 2020 tidak dilaksanakan secara gratis, penonton yang ingin menyaksikan penampilan dari musisi seperti Tulus, Fourtwnty, Isyana Sarasvati, Joko in Berlin, Pusakata, Tompi, Admesh, Ardhito Pramono, The EveryDay Band, Nadin Amizah, Pamungkas, Sinten Remen dan Yura Yunita harus membayar Rp50 ribu per hari.

Baca juga: Merindu malam Senin ala Andmesh di Prambanan Jazz

Wave of Cinema
Acara yang digarap oleh Bioskop Online dan Visinema Musik ini menghadirkan pertunjukan musik yang berpadu dengan film. Konsepnya pun lebih pada format story telling sehingga dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan terasa dekat dengan penonton.

Pihak penyelenggara mengklaim bahwa pengalaman yang diberikan kepada penonton berbeda dengan konser musik daring laingnya. Sebab, Wave of Cinema menggunakan multiple angle sehingga penonton dapat memilih ingin melihat sang idola dari sisi atau angle yang diinginkan.

Ada 30 musisi yang terlibat dan dibagi ke dalam empat konser yang berbeda sesuai dengan filmnya seperti "Filosofi Kopi", "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini", "Generasi 90an: Melankolia" dan "Surat dari Timur" yang merupakan gabungan dari "Surat dari Praha" dan "Cahaya dari Timur".

Wave of Cinema dibanderol dengan harga Rp125 ribu untuk empat pertunjukan dan Rp50 ribu untuk satu pertunjukan.

"Konser Nyanyi Di Rumah
Konser yang diselenggarakan pada 29 Maret - 7 April ini tidak hanya menyajikan pertunjukan musik saja tapi juga menggalang dana untuk mereka yang terkena dampak pandemi COVID-19.

"Ini merupakan upaya kami untuk memberikan opsi hiburan bagi masyarakat yang ruang geraknya menjadi terbatas #dirumahaja karena harus melakukan jaga jarak guna memutus rantai penularan COVID-19," kata VP Comemercial LOKET, Ario Adimas.

Konser tersebut dimeriahkan oleh Mikha Angele, Petra Sihombing, DJ Winky Wiryawan, Yovie Widianto, Arsy, Rendy Pandugo, Dipha Barus dan lainnya.

Djakarta Warehouse Project (DWP) Virtual 2020
Festival dance music tahunan yang selalu dinanti sebagai acara tutup tahun ini harus digelar secara daring pada 19-20 Desember 2020.

Berbeda dari biasanya, DWPV ini tidak akan dipungut biaya atau gratis, namun calon penonton terlebih dahulu harus memiliki V-Pass yang dapat diakses melalui situs mereka.

"Karena dari bulan Maret secara event kita belum bisa offline, karena udah ditunggu-tunggu, ya udah kita free event," ujar David Ferdian selaku Head of Operation Ismaya Live belum lama.

Penampil untuk DWPV antara lain Martin Garrix, Vini Vici, Regard, STMPD RCRDS Presents Julian Jordan & Justin Mylo, Valentino Khan, Anton X Hogi, Atsy X Billy Tanner, BJONES, DJ Ten, Hizkia, RAMENGVRL, Ridwan G, Trilions, Yaksa, Yasmin, Armin Van Buuren, Yellow Claw, Brennan Heart, CURBI, Dipha Barus feat. Hindia, Kallula, Monica Karina & Nadin Amizah, Hayden James, What So Not, 22 Bullets, Bubi & Fungfung, Devarra, Fun On A Weekend, JOYO, Patricia Schuldtz, Preachja Crew, W.W. dan lainnya.

Konser musik di atas hanya beberapa contoh pertunjukan yang tetap terselenggara selama pandemi COVID-19 meski dengan keterbatasan. Setidaknya cara daring ataupun hibrida yang dipilih oleh penyelenggara dapat memuaskan kerinduan masyarakat akan adanya konser musik.



#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
​​​​​​
Baca juga: Nadin Amizah pantang santap hidangan bermicin sebelum tampil

Baca juga: Prambanan Jazz Virtual Festival 2020 bukti seniman tetap inovatif

Baca juga: Sore ini, Ardhito Pramono hingga Yura Yunita tampil di Prambanan Jazz





 

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020