Brussels (ANTARA) - Belgia telah memperketat langkahnya untuk membatasi penyebaran virus corona dengan mewajibkan semua orang yang bepergian ke luar negeri menjalani tes COVID-19.

Negara dengan 11 juta orang telah menderita salah satu tingkat kematian per kapita tertinggi di Eropa akibat pandemi, tetapi saat ini berada di bawah kendali yang jauh lebih ketat daripada negara tetangga seperti Jerman dan Belanda, yang keduanya dikunci sepenuhnya.

Ahli virologi Belgia mengatakan negara itu menghadapi pengulangan pengalaman Februari lalu, ketika ribuan orang Belgia kembali dari resor ski, banyak yang membawa virus pulang bersama mereka.

Negara itu, rumah bagi lembaga Uni Eropa (UE) dan NATO, telah mewajibkan pengunjung asing yang datang dari "zona merah" mulai 25 Desember untuk menjalani tes.

Perdana Menteri Alexander De Croo mengatakan bahwa mulai Kamis itu akan berlaku untuk warga negara Belgia juga.

Dengan sedikit pengecualian, seperti Irlandia bagian selatan, Korsika, dan sebagian Yunani dan Norwegia, semua wilayah Eropa berada pada tingkat siaga tertinggi.

Mereka yang tinggal setidaknya 48 jam di luar negeri harus mengikuti tes COVID-19 pada hari pertama dan ketujuh mereka di Belgia dan hanya keluar dari karantina jika tes hari ketujuh mereka negatif.

Jumlah rata-rata kasus Belgia per hari, yang memuncak pada 22.000 pada akhir Oktober, adalah 1.801 pada Rabu, turun 29 persen dari minggu sebelumnya. Penerimaan rumah sakit dan kematian juga menurun.

Sumber : Reuters

 

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020