Sleman (ANTARA) - Meningkatnya aktivitas luncuran awan panas di sisi barat Gunung Merapi dalam beberapa waktu terakhir ini disikapi BPBD Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan menambah persediaan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu vulkanis di kawasan pemukiman warga lereng Merapi bagian barat.

"Selain itu kami juga melakukan inventarisir armada yang dapat digunakan secara cepat untuk melakukan evakuasi warga jika kondisi Merapi dinilai kritis," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Rabu.

Menurut dia, persediaan masker dalam jumlah cukup tersebut telah didistribusikan di masing-masing Posko Siaga Bencama Merapi tingkat kelurahan di lereng Merapi.

"Sampai saat ini memang belum sampai terjadi hujan abu di pemukiman warga lereng Merapi sisi barat daya. Selama ini arah angin masih dominan ke timur sehingga tidak sampai terjadi hujan abu di barat daya," katanya.

Baca juga: Pengungsi dari lereng Gunung Merapi di Sleman dipulangkan

Baca juga: Merapi dan pengetahuan mitigasi bencana


Ia mengatakan, untuk armada evakuasi juga cukup, dan saat ini dalam kondisi siap untuk digunakan sewaktu-waktu untuk mengevakuasi warga saat kondisi aktivitas Merapi meningkat dan naik pada level "Awas".

"Armada evakuasi ini merupakan kendaraan milik warga di masing-masing kelurahan. Di samping dapat dengan cepat bergerak dan menjangkau warga, pertimbangan lainnya adalah adanya wadah pandemi COVID-19 ini cukup riskan untuk mengoperasikan armada dari bawah," katanya.

Makwan menyebutkan, dalam masa pandemi COVID-19 ini penanganan penanggulangan bencana, termasuk evakuasi warga harus tetap mengacu SOP protokol kesehatan COVID-19.

"Jika armada didatangkan dari bawah, maka sebelumnya harus dilakukan dekontaminasi dahulu terhadap kendaraan evakuasi. Ini kurang efektif. Untuk itu armada evakuasi menggunakan kendaraan milik warga yang telah stand by di atas (lereng Merapi)," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto menyebut, saat ini sejumlah kelurahan telah siap dengan posko pengungsian untuk wilayah barat daya. Kesiapan tersebut juga disertai dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19.

"Intinya kami sudah siap. Beberapa kelurahan juga sudah siap dengan poskonya dan tentunya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan seperti dilakukan penyekatan dalam posko," katanya.

Joko juga menuturkan bahwa setiap posko hanya dapat menampung kurang lebih 100 orang dikarenakan penerapan protokol kesehatan.*

Baca juga: Sleman pulangkan pengungsi Merapi dan ternak setelah PPKM selesai

Baca juga: Sleman belum pulangkan pengungsi meskipun Merapi sudah erupsi efusi

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021