Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyoroti kasus kematian akibat virus corona yang pada pekan ini kembali meningkat 25,3 persen dibanding pekan lalu.

Padahal, menurut Wiku, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, kasus kematian akibat COVID-19 pada pekan lalu menurun tiga persen dibanding pekan sebelumnya.

“Kasus kematian secara nasional bisa dikatakan perkembangan pada pekan ini buruk, setelah kemarin sempat mengalami penurunan tiga persen,” ujar Wiku.

Baca juga: Satgas: PPKM bisa berjalan efektif jika masyarakat patuh

Baca juga: Satgas: Kepatuhan protokol kesehatan belum meningkat signifikan


Wiku mengakui angka kematian akibat COVID-19 terus berfluktuasi. Pada pekan ini, tingkat kematian tertinggi terjadi di Jawa Barat, yang naik dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya. Kemudian, tingkat kematian tertinggi juga terjadi di Jawa Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Kalimantan Utara.

“Menekan angka kematian ini harus menjadi prioritas utama kita dalam penanganan COVID-19. Angka kesembuhan dapat ditingkatkan dengan lebih mudah, karena berdasarkan data 77,5 persen kasus positif dan 78,6 persen kesembuhan berasal dari usia 19 sampai 59 tahun, sedangkan angka kematian ini didominasi oleh usia lebih dari 59 tahun, yaitu 47,1 persen,” ujarnya.

Untuk menekan tingkat kematian, Wiku mengatakan kualitas pelayanan terhadap pasien COVID-19 di rumah sakit, terutama pada pasien lanjut usia, harus ditingkatkan.

“Lansia yang cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dan penyakit komorbid yang dimilikinya dapat memperparah kondisi tubuh saat terinfeksi COVID-19,” ujarnya.

Baca juga: Satgas COVID-19 paparkan hasil evaluasi PPKM di 7 provinsi

Meski demikian, tidak hanya lansia yang harus mewaspadai bahayanya virus corona. Setiap individu, terutama yang memiliki penyakit komorbid, bisa saja terinfeksi virus corona dan mengakibatkan kondisi yang parah.

“Kematian akibat COVID-19 tidak hanya terjadi pada mereka yang memiliki komorbid, tetapi bisa pada siapa saja terutama yang terlambat mencari pertolongan,” ujar Wiku.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021