Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) tetap mendistribusikan bantuan berupa paket perlengkapan rumah tangga kepada korban gempa bumi di Sulawesi Barat meskipun masa tanggap darurat bencana telah berakhir.

"Hari ini atau Senin, kami mendistribusikan paket bantuan berupa 'family kit' (paket perlengkapan rumah tangga) ke dua lokasi pengungsian korban bencana gempa di wilayah Kabupaten Mamuju," kata Kepala Markas PMI Provinsi Sulawesi Barat Lukman di Mamuju, Senin.

Paket bantuan yang disalurkan ke lokasi pengungsian untuk di Dusun Simbuang, Kelurahan/Kecamatan Simboro, yakni 39 "family kit", "baby kit" dua paket dan terpal lima lembar untuk masjid, di Desa Taan, Kecamatan Tapalang bantuan berupa "family kit" 313 paket, "hygiene kit" 200 paket, dan terpal 10 lembar untuk masjid.

Dia menjelaskan penyaluran bantuan sesuai dengan pendataan yang dilakukan personel PMI Provinsi Sulbar. Penyintas yang mendapatkan bantuan berupa paket perlengkapan rumah tangga dikhususkan mereka yang rumahnya rusak berat, sedangkan untuk rusak sedang dan ringan berupa "hygiene kit".

Paket "baby kit" disalurkan oleh pihaknya karena cukup banyak ditemukan bayi di tempat pengungsian. Antisipasi terjadinya kecemburuan sosial dalam penyaluran bantuan tersebut, pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah desa ataupun warga yang dipercaya seperti ketua RT atau kepala lingkungan.

Untuk pengungsian di wilayah kota, penyerahan bantuan dengan cara dari pintu ke pintu, serta dititipkan ke perwakilan warga yang dipercaya, seperti di Dusun Simbuang, sedangkan untuk lokasi yang sulit dijangkau kendaraan, seperti perbukitan atau pergunungan diserahkan kepada masing kepala dusun yang sebelumnya nama-nama penerima manfaat sudah dicatat, sehingga tidak bisa dialihkan apalagi sampai digelapkan.

Baca juga: Pastikan bantuan, distribusi logistik pengungsi gempa mulai diatur

Penyerapan bantuan dengan cara seperti itu, katanya, juga untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. Perwakilan warga yang mengambil bantuan tersebut wajib menerapkan protokol kesehatan, khususnya menggunakan masker.

"Bantuan akan terus kami salurkan dan ditargetkan distribusi terlaksana hingga Mei 2021. Meskipun masa TDB (Tanggap Darurat Bencana) sudah berakhir, namun PMI berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan dan bantuan kepada para korban bencana yang tinggal sementara di pengungsian," katanya.

Kepala Lingkungan Simbuang 02 Daud mengatakan pihaknya sempat datang ke markas PMI Sulbar untuk segera mengirimkan bantuan bagi warga yang terdampak gempa.

Ia mengatakan dengan cepat lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia ini menyalurkan berbagai bantuan, antara lain terpal dan perlengkapan rumah tangga.

"Tentunya kami merasa terbantu dengan adanya bantuan berupa 'family kit' ini. Paket tersebut kami serahkan kepada 39 kepala keluarga, khususnya yang rumahnya rusak berat," katanya.

Kades Taan Rahmat Kasim mengatakan sesuai pendataan yang dilakukan pihak PMI di Desa Taan ada 313 KK yang rumahnya rusak berat dan masing-masing dari mereka mendapatkan satu paket "family kit".

Untuk warga yang rumahnya rusak sedang bantuan akan diberikan menyusul, karena untuk sementara diprioritaskan bagi korban yang rumahnya rusak berat.

"Kami sangat merasa terbantu dengan adanya bantuan dari PMI ini, karena seperti diketahui dampak dari gempa, merusak rumah dan perabotan rumah tangga," katanya.

Baca juga: PMI terima donasi Rp2,4 miliar untuk korban gempa Sulbar
Baca juga: Gubernur minta warga yang mengungsi pascagempa kembali ke rumah

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021