Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggandeng ojek online untuk mendorong penggunaan tas belanja guna ulang sebagai solusi pengganti kantong plastik sekali pakai.

"Teman-teman dari ojek online ini adalah salah satu ujung tombak dalam upaya pengurangan sampah plastik di Indonesia, kita tahu banyak yg WHF semakin banyak pemesanan makanan secara online, dan itu meningkatkan sampah plastik," ujar Direktur Jenderal PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Rahmawati, dalam acara "Peluncuran Tas Belanja Guna Ulang," Kamis.

Mengutip survei yang dilaksanakan oleh LIPI, Rosa mengatakan penggunaan jasa layanan antar meningkat dua kali lipat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang berkontribusi meningkatkan penggunaan sampah plastik.

Baca juga: Gojek kedatangan 250.000 mitra usaha baru selama pandemi

Baca juga: Rencana merger Gojek-Tokopedia dinilai tak ubah struktur pasar


Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat menurunkan penggunaan sampah plastik di Indonesia.

"Pemerintah sudah punya peraturan presiden 97 2017, menargetkan pengurangan sampah 30 persen di tahun 2025, di samping pengurangan sampah itu 70 persen, artinya 100 persen sampah terkelola, sampah tidak terbuang begitu secara ilegal ke lingkungan," kata Rosa.

"Kegiatan ini sangat menunjang untuk pengurangan 30 persen lagi, dan saya harapkan juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi menghasilkan sampah plastik," dia melanjutkan.

Acara "Peluncuran Tas Belanja Guna Ulang" tersebut dihadiri oleh perwakilan mitra pengemudi dari tiga platform ojek online, yaitu Maxim, Grab dan Gojek.

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Gojek, Shinto Nugroho, mengatakan kegiatan tersebut memperkuat inisiatif GoGreener yang diluncurkan pada 2019, dan berhasil mengurangi 19,3 ton dalam setahun.

"Kami akan melaksanakan tiga pilar, yaitu edukasi, fasilitasi dan tentunya akselerasi teknologi di ekosistem Gojek, sehingga inisiasi ini bisa makin memperluas peta jalan pengembangan sampah oleh produsen di periode 2020-2029 oleh KLHK," ujar Shinto.

"Peluncuran Tas Belanja Guna Ulang" mendapat sambutan baik dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. Dengan lebih dari 900.000 ribu mitra pengemudi ojek online di Jabodetabek, Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves, Nani Hendiarti, melihat mitra pengemudi ojek online adalah partner yang baik dalam usaha pengurangan sampah plastik.

"Melalui pembagian tas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat selain itu juga produksi tas guna ulang ini melibatkan komunitas difabel lokal dan UMKM, sehingga akan turut menstimulasi pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Nani.

Inisiatif penggunaan tas belanja guna ulang ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, M. Neil El Himam, berharap kegiatan tersebut dapat memberikan edukasi mengenai urgensi, potensi dan solusi untuk permasalahan sampah plastik bagi masyarakat umum.

"Serta meningkatkan kesadaran pengurangan penggunaan kantong plastik dalam kegiatan sehari-hari dapat terwujud, sehingga nanti juga mampu menggerakkan industri kreatif untuk semakin banyak menciptakan produk-produk berbasis ramah lingkungan dan bisa didaur ulang, dan minat masyarakat juga akan semakin meningkat," ujar Neil.

Baca juga: Praktik gugatan "citizen law suit" dalam isu keberlanjutan lingkungan

Baca juga: Georgie Manuhuwa, si pemburu sampah plastik di Ambon

Baca juga: Celah ekonomi dari produk hijau

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021