Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) membagikan sejumlah kiat bagi para penderita asma di masa pandemi. Pengidap asma, menurut CDC, perlu untuk mengenali pemicu dan cara mengobatinya.

Mengutip dari laman resminya, Rabu, CDC mengatakan penting bagi para pengidap asma untuk mengendalikan asma dengan mengikuti "rencana tindakan asma" untuk gejala ringan hingga berat. Kemunculan gejala dan pemicu asma biasanya sudah sangat dikenali oleh pengidap kondisi tersebut. Jika sudah mengenal, hindari pemicu asma Anda.

CDC menyarankan untuk terus melanjutkan pengobatan saat ini, termasuk inhaler yang mengandung steroid (“steroid” adalah kata lain untuk kortikosteroid). Ketahui cara menggunakan inhaler Anda, dan jangan menghentikan pengobatan apa pun atau mengubah rencana perawatan asma tanpa berbicara dengan penyedia layanan kesehatan.

Baca juga: Perbedaan sesak nafas karena asma dan COVID-19

Baca juga: Manfaat daun mint, redakan stres hingga mengobati asma


"Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan, firma asuransi, dan apoteker Anda tentang membuat pasokan darurat obat resep, seperti inhaler asma. Pastikan Anda memiliki obat dan persediaan non-resep selama 30 hari untuk berjaga-jaga jika Anda harus tinggal di rumah untuk waktu yang lama," kata lembaga tersebut.

Salah satu pemicu yang awam bagi para penderita asma adalah kecemasan dan stres. Terlebih, dengan semakin banyaknya kasus COVID-19 yang ditemukan dan berbagai tindakan untuk memerangi penyebaran penyakit, wajar jika sebagian orang merasa khawatir atau stres.

"Emosi yang kuat bisa memicu serangan asma. Ambil langkah-langkah untuk membantu diri Anda sendiri mengatasi stres dan kecemasan," kata CDC.

CDC mengatakan bahwa disinfektan apa pun juga dapat memicu serangan asma. Jika Anda menderita asma, mintalah orang dewasa tanpa asma untuk membersihkan dan mendisinfeksi permukaan dan benda untuk Anda.

Tinggallah di ruangan lain saat pembersih atau disinfektan tengah dan setelah digunakan.

"Buatlah daftar perawatan darurat atau fasilitas kesehatan di dekat Anda yang menyediakan perawatan nebulizer / asma. Dekatkan dengan ponsel Anda. Jika Anda mengalami serangan asma, menjauhlah dari pemicunya seperti disinfektan atau area yang didesinfeksi," kata CDC.

Kiat pencegahan COVID-19 bagi penderita asma lainnya pun bisa dibilang sama dengan protokol kesehatan yang biasa kita lakukan sekarang. Lakukan tindakan pencegahan sehari-hari seperti mencuci tangan, menghindari kontak dekat, dan menjaga jarak setidaknya 6 kaki (sekitar 2 panjang lengan) dari orang lain.

Selanjutnya, kenakan masker di tempat umum dan saat berada di sekitar orang yang tidak tinggal serumah dengan Anda. Saat berada di tempat umum, jauhkan dari orang lain dan hindari keramaian.

Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik atau gunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Pastikan juga bahwa Anda memiliki persediaan obat-obatan Anda setidaknya selama 30 hari.

CDC juga menyarankan masyarakat di musim flu ini untuk mendapatkan vaksin flu selama pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.

"Vaksinasi flu sangat penting bagi orang yang berisiko tinggi terkena flu; banyak dari mereka juga berisiko tinggi untuk COVID-19 atau hasil yang serius," katanya.

Baca juga: Oxford: Obat asma biasa mengurangi risiko rawat inap pasien COVID-19

Baca juga: Kayu manis dan lemon bisa jadi antiseptik alami

Baca juga: Jenis teh terbaik untuk ringankan gejala asma

Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021