Madiun (ANTARA) - Tim Satgas Penanganan COVID-19 pusat mengunjungi Kota Madiun, Jawa Timur guna memonitor pelaksanaan dan implementasi pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro di daerah setempat.

Tim Pakar Satgas COVID-19 pusat, Andi Ilham Said mengakui PPKM mikro yang selama ini diberlakukan pemerintah mampu menurunkan kasus penyebaran COVID-19 secara nasional. Keberadaan Kampung Tangguh Semeru (KTS) yang diinisiasi Polda Jawa Timur untuk diterapkan di seluruh daerah di provinsi itu merupakan upaya positif yang bisa dijadikan tolok ukur daerah lain untuk bisa mengikuti.

"Saya melihat ada beberapa inovasi baru yang berbeda dengan daerah lain, sehingga ini bisa menjadi keunggulan yang akan kita bawa ke pusat. Jadi nanti kita punya KTS di seluruh Indonesia seperti yang ada di Kota Madiun ini," ujar Andi Ilham dalam kunjungannya di Madiun, Kamis.

Baca juga: Wali Kota Madiun belajar penataan kota tua ke Gubernur Anies Baswedan

Baca juga: Perpanjangan PPKM mikro di Madiun fokus larangan mudik


Dalam kunjungannya itu, selain meninjau penerapan PPKM, tim satgas juga melakukan identifikasi hambatan yang terjadi di daerah untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.

Terdapat tiga lokasi yang dikunjungi tim tersebut, yakni bekas Rumah Tahanan Militer (RTM) yang digunakan Pemkot Madiun sebagai salah satu lokasi isolasi, Kampung Tangguh Semeru (KTS) Keluruhan Winongo, dan KTS Mojorejo.

"Imbauan saya supaya 5M tetap kita jaga. Kita sama-sama berusaha untuk menghadapi pandemi, karena ini bukan hanya tugas pemerintah dan Satgas COVID-19, tapi juga tugas masyarakat," kata dia.

Wali Kota Madiun Maidi menyatakan Pemkot Madiun terus berupaya menekan penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan mengoptimalkan posko PPKM mikro di setiap kelurahan termasuk KTS.

"Kita harus siap cegah COVID-19. Caranya untuk menghadang ya protokol kesehatan (prokes) jangan kendor. Kalau penerapan prokesnya disiplin saya kira kecil kemungkinan untuk kena COVID-19," kata Wali Kota Maidi.

Melalui satgas terkecil di tingkat kelurahan, yakni KTS, tim akan melakukan 3T, yakni "tracing", "testing" dan "treatment" ketika ada pendatang dari luar kota masuk ke wilayah Kota Madiun.

Tak hanya itu, upaya penyuntikan vaksin COVID-19 juga masih terus dilakukan. Dalam hal ini, Pemkot Madiun mendahulukan pekerja yang berhubungan langsung dengan banyak orang, seperti pedagang pasar dan pelayan toko modern, pelayan publik, dan tenaga kesehatan.

Selain meninjau pelaksanaan dan implementasi PPKM mikro, tim Satgas COVID-19 juga mengecek kesiapan Pemkot Madiun dalam menghadapi pemudik yang nekat pulang kampung meski ada larangan mudik pada Lebaran 2021.

Wali Kota Maidi menyatakan pihaknya jauh hari telah menyediakan tempat karantina bagi warga yang nekat mudik pada momentum Lebaran tahun ini. Terdapat tiga lokasi yang disiapkan untuk ruang isolasi, yakni Asrama Haji, kompleks Stadion Wilis, dan bekas Rumah Tahanan Militer (RTM).

Baca juga: Pemkot Madiun uji coba PTM berkonsep luar kelas

Untuk Asrama Haji memiliki kapasitas 150 tempat tidur, kompleks Stadion Wilis ada 60 tempat tidur dan bekas Rumah Tahanan Militer memiliki kapasitas 50 hingga 60 tempat tidur.

"Saya berharap lokasi isolasi tersebut tidak digunakan. Karena itu, saya meminta warga Kota Madiun yang merantau, jangan mudik dulu untuk mencegah COVID-19," kata Maidi.

Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Kamis (6/5) mencapai 2.328 orang. Dari jumlah itu, 2.068 orang diantaranya telah sembuh, 25 orang masih dalam perawatan, 82 orang isolasi mandiri, dan 153 orang meninggal dunia.

Tambahan kasus per Kamis (6/5), konfirmasi positif sebanyak 21 orang, sembuh tujuh orang dan meninggal dunia satu orang.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021