Jakarta (ANTARA) - "Tol langit", demikian istilah yang diperkenalkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tatkala bersaing dalam kampanye Presiden-Wakil Presiden 2019.

Istilah itu semula dipersepsikan sebagai jaringan infrastruktur perhubungan udara, tapi bukan itu ternyata. Tol langit merujuk pada jaringan telekomunikasi berbasis kabel optik yang menghubungkan seluruh pulau-pulau di Indonesia.

Tol langit merujuk pada proyek Palapa Ring yang terbentang 22 ribu kilometer dan terbagi dalam tiga wilayah; Indonesia Barat, Indonesia Tengah, dan Indonesia Timur.

Dua tahun berselang setelah istilah itu diperkenalkan oleh Wapres Ma'ruf Amin, "Tol langit" akan unjuk diri sekaligus menghadapi tantangan lebih awal dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada 2-15 Oktober.

Padahal, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kominfo menargetkan penyelesaian jaringan fiber optic secara keseluruhan, termasuk wilayah Indonesia timur yang mencakup Maluku dan Papua, pada 2023.

Baca juga: Kominfo alokasikan bandwidth 11 Gbps amankan internet PON Papua


Internet "total football"
Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama PT Telkom mengerahkan seluruh tenaga demi kesuksesan hajatan olahraga Tanah Air dengan alokasi bandwidth jaringan Internet mencapai 11 Gbps.

Selain alokasi itu, Kominfo juga mempersiapkan rencana jaringan telekomunikasi cadangan menyusul cakupan wilayah di Papua melewati daratan dan lautan yang luas.

Rencana cadangan itu melibatkan operator kabel optik internasional yaitu jalur Jayapura-Madang-Port Moresby-Guam-Manado, serta jaringan Jayapura-Madang-Port Moresby-Sydney-Batam.

Jaringan Internet berkualitas tinggi dan aman dalam PON Papua telah dijamin oleh PT Telkom Indonesia dan dipersiapkan sejak Juni. Misalnya, 891 titik jaringan Internet nirkabel (WiFi) yang diklaim berkapasitas total 100 Gbps selain sambungan Internet berbasis kabel yang mencapai 379 unit.

Telkom lantas menggelar pula uji coba infrastruktur Internet sejak tiga bulan jelang penyelenggaraan yaitu pada Juni 2021.

Uniknya, uji coba infrastruktur Internet di Papua jelang PON oleh Telkom termasuk soal keamanan terhadap serangan siber seperti penolakan layanan terdistribusi atau DDoS.

Baca juga: PB PON Papua apresiasi dukungan infrastruktur telekomunikasi

Serangan DDoS dalam PON tentu akan sangat mengganggu bukan hanya mempengaruhi data-data pertandingan, melainkan juga komunikasi atlet, ofisial, dan panitia, terutama menyangkut situs resmi yaitu www.ponxx2021papua.com.

Antisipasi terhadap serangan siber, selain kecepatan dan kapasitas jaringan, juga akan sangat mempengaruhi cabang esports sebagai salah satu dari 10 cabang eksibisi PON XX Papua.

Kehadiran cabang esports sangat sesuai sebagai pembuktian klaim Telkom beserta anak perusahaannya yang menyatakan jaringan Internet dalam PON berkualitas dunia.


Multi-tantangan
Dalam pesta olahraga multi-cabang olahraga terbesar di Indonesia itu, jaringan Internet yang berkualitas akan menyebuarluaskan kabar, terutama pada upacara pembukaan, dukungan data-data hasil pertandingan, serta menampilkan keindahan kompetisi olahraga di wilayah paling timur Tanah Air.

Tentunya, banyak cara pembuktian klaim jaringan kualitas dunia itu seperti layanan video tayang pertandingan langsung lewat Internet (streaming), akses stabil pada upacara pembukaan dan penutupan dengan jumlah perangkat yang terhubung dengan titik WiFi di stadion, ataupun kecepatan pembaruan data hasil pertandingan dengan layanan aplikasi khusus.

Telkom pun telah menyiapkan rencana mereka guna menjawab tantangan itu seperti "Telkomsel 5G Experience Center" di Stadion Lukas Enembe sebagai lokasi upacara pembukaan PON XX.

Selain itu, terdapat pula pengawasan sistem dan jaringan dengan bantuan teknologi automatisasi robotik dan machine learning. Teknologi automasi dan machine learning itu mampu mempercepat penanganan saat terjadi gangguan jaringan.

Terdapat pula adaptasi teknologi Internet of Things seperti pelacakan kendaraan sebanyak 1.000 paket serta layanan pemasaran digital lewat penyebaran 2,35 juta pesan singkat terkait PON Papua.

Sementara, jaringan telekomunikasi cadangan yang melibatkan operator kabel optik internasional itu guna menghadapi tantangan infrastruktur jaringan nasional yang putus akibat dua hal.

Pertama, kejadian alam seperti aktivitas vulkanis bawah laut atau peristiwa yang tidak melibatkan manusia. Kedua, aktivitas manusia yang menyebabkan jaringan putus baik di darat, ataupun di laut seperti pelepasan jangkar kapal.

Tantangan dalam hal serangan siber, selain DDoS yang sudah disiapkan Telkom, adalah serangan-serangan yang mengarah baik secara langsung ke panitia penyelenggara PON ataupun tidak langsung ke pihak-pihak yang terlibat dalam PON.

Selain peretasan langsung, penyusupan malware, dan ransmoware, semua pihak yang terlibat dalam PON Papua juga perlu menjaga diri agar tidak terjebak phising atau justru hal yang cenderung disepelekan seperti data-data pribadi yang lantas terumbar di lamam publik, seperti situs ataupun media sosial.

Kominfo tentu akan melibatkan instansi lain guna mengantisipasi serangan-serangan siber, termasuk penegakan hukum jika terjadi serangan siber. Sejumlah lembaga yang dilibatkan untuk menghadapi serangan siber antara lain Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Keterlibatan dua lembaga itu juga merujuk pada penegakan ruang-ruang digital yang adil, menghindarkan hoaks dan ujaran kebencian, hingga kemampuan menetralkan konten-konten yang memicu kebencian dan mengandung SARA.

Manfaat keberlanjutan
Segala daya dan upaya Tol Langit dalam PON XX itu diharapkan bukan hanya dinikmati sesaat saja oleh masyarakat Papua. Masyarakat di provinsi paling timur di Indonesia itu layak mendapatkan akses Internet aman dan berkualitas seusai hajatan olahraga nasional itu.

Merujuk Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, infrastruktur telekomunikasi yang dapat diandalkan dan tersedia luas akan mendorong percepatan pembangunan dan membuktikan komitmen pemerintah.

Proyek Palapa Ring yang sedianya selesai pada 2023 di wilayah Indonesia timur dapat terdorong lebih cepat seusai PON XX karena Kominfo dan Telkom telah meninggalkan warisan berharga jaringan Internet kecepatan tinggi dan stabil.

Baca juga: Wapres: Tol Langit modal penting menuju Indonesia digital

Langkah berikutnya yang dapat dilakukan yaitu melibatkan lebih banyak pelaku dari pihak swasta seperti operator seluler swasta, dorongan ekonomi digital dengan kolaborasi penciptaan konten-konten lokal Papua, dan yang utama adalah pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun sebelum dan saat PON XX.

Inpres tentang pembangunan kesejahteraan itu termasuk pula pembangunan sumber daya manusia, yaitu penciptaan pelaku ekonomi digital berkemampuan teknis, kreatif, dan komunikatif, yang juga memahami perilaku etis dunia maya.

Pembangunan sumber daya manusia digital di Papua bukan hanya tugas pemerintah secara umum, melainkan bisa berasal dari berbagai usaha rintisan dari berbagai daerah di Indonesia.

Aspek infrastruktur fisik dan penciptaan pelaku ekonomi digital lokal Papua akan melanggengkan warisan PON XX serta menepiskan kesenjangan dengan pulau besar lain di Indonesia.

Copyright © ANTARA 2021