London (ANTARA News) - Kebahagiaan terpancar di wajah Wening Esthyprobo, ketika panitia penyelenggara pameran pariwisata terbesar di Negara Skandinavia menyebutkan bahwa Paviliun Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai peserta internasional terbaik di Reiseliv 2011.

Stand Indonesia dengan kesederhanaan bernuansa Jawa dengan didominasi kain Batik, sebagai "Nation Heritage" yang diakui UNESCO, beraroma malam karena adanya demo membatik, serta sepasang patung Loro Brojo, berupaya menarik wisatawan beruang dari Skandinavia itu merupakan ide Dubes RI di Oslo, Esti Andayani.

"Saya tidak menyangka apa yang kita lakukan selama ini mempromosikan Indonesia ternyata mendapat penghargaan," ujar Wening, koordinator pavilion Indonesia di pameran pariwisata Reiseliv 2011 kepada koresponden Antara London, yang berlangsung di gedung pameran "Norges Varemesse", Lillestrom, Norwegia, baru baru ini.

Pameran yang digelar untuk ke 24 kalinya dan keikutsertaan KBRI Oslo untuk ke lima kalinya itu diikuti oleh 450 peserta dari 44 negara di antaranya Kedutaan Lesotho, Afrika yang berkedudukan di Irlandia, merupakan peserta baru.

Paviliun Indonesia yang dilengkapi dengan seperangkat gamelan dan menyanjikan kuliner Indonesia seperti kue pukis, rempeyek dan menampilkan kesenian berupa tari tarian dari kelompok Anak Indoensia , bukan satu satunya menjual pariwisata Indonesia di negeri Skandinavia yang merupakan wisatawan beruang yang melakukan perjalanan wisata keluar negeri dua kali dalam setahun itu.

Sebanyak 16 travel biro atau industry pariwisata baik yang berada di Norwegia maupun di Swedia berlomba lomba menjual obyek wisata di Indonesia khususnya Bali, bahkan ada yang menjual paket wisata "Eat Pray Love", yang pengambilan gambar dilakukan di Bali banyak diminati wisatawan Skandinavia.

Hal itu diakui oleh Nils Normann dari Damai Bali Travel, salah satu biro perjalanan yang berkantor pusat di Kopenhagen, Denmark.


Eat Pray Love

Paket wisata "Eat Pray Love" yang diinspirasi dari buku Liz Gilbert, dan filmnya yang dibintangi Julia Roberts, berhasil menarik wisatawan dari negeri Skandinavia untuk berkunjung ke Pulau Dewata Bali, ujarnya dalam wawancara dengan koresponden Antara London disela sela pameran.

Dikatakannya banyak calon wisatawan merasa penasaran setelah membaca dan menyaksikan film yang di tengah diputar di Oslo untuk melihat sendiri suasana Bali dan berkeinginan untuk bisa berkonsultasi dengan Ketut Liyer, yang menjadi penasehat spiritual, Liz Gilbert dalam film tersebut.

Nils Normann yang mulai menjual paket wisata tersebut Oktober lalu mengatakan paket wisata dengan harga sekitar 3000 dolar AS selama 13 hari laku keras. "Selama Reiseliv sudah ada empat grup dengan sekitar 20 orang yang memesan paket wisata "Eat Pray Love" ini.

Menurut Nils Normann, nama Bali yang semakin popular di kalangan masyarakat Norwegia setelah mereka membaca dan menyaksikan film yang menceritakan kehidupan Liz Gilbert dan mereka ingin menyaksikan dan merasakan sendiri suasana Bali terutama Ubud.

Dikatakan merupakan momentum yang sangat bagus dengan adanya buku dan film tersebut baginya sangat mudah dalam mempromosikan paket wisata Bali, meski letaknya cukup jauh dari Norwegia tidak menghalangi mereka untuk berwisata.

"Jarak tidak menjadi masalah besar," ujarnya apalagi dalam menjual paket wisata ini, pihaknya mengandeng perusahaan penerbangan Singapore Airlines.

Koordinator Umum Paviliun Indonesia di Reiseliv 2011, Wening Esthyprobo mengatakan, banyak industri wisata di Norwegia yang menjual paket wisata Indonesia. ?Sebanyak 16 biro perjalanan Norwegia menjual wisata Indonesia diantaranya Escape Travel, Explore Travel, Jumbo Tours Scandinavia AB, Reise Bazaar, Spa travel, STA Travel Norge AS, Topas Travel dan Orkide Ekspressen serta Sabra Kulturreiser.

"Kami menghargai industri pariwisata Norwegia yang mau menjual paket obyek wisata Indonesia," ujar Minister Consular KBRI Oslo itu menambahkan sementara belum ada satupun travel biro dari Indonesia yang melirik potensi pariwisata Norwegia yang cukup kaya dan warganya senang berpergian ke luar negeri.

Padahal dengan potensi kekayaan ekonomi dan kesejahteraan hidup, warga Norwegia berpergian paling tidak dua kali setahun dan potensi ini justru yang dilihat negara tetangga Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Menurut catatan jumlah wisatawan Norwegia ke Indonesia 2002 mencapai 20 ribu orang dan 2009 turun menjadi 16.141, sedangkan wisatawan dari Finlandia meningkat cukup pesat dari 8.564 pada 2002 menjadi 18.688 pada 2009.

Jumlah penduduk Norwegia tercatat 4,9 juta orang sementara orang Norwegia yang berwisata ke luar negeri setiap tahunnya mencapai tujuh juta.


Partner country

Menurut data statistik setempat, sebanyak 21,2 juta orang Norwegia melakukan perjalanan wisata pada 2009, sementara 31 persen berwisata ke luar negari, sebagian besar masih ke Swedia, Denmark dan Spanyol yang pernah menjadi ?partner country? penyelenggaraan Reiseliv 2010.

Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia, Esti Andayani mengatakan tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi ?partner country? penyelenggaraan Reiseliv apalagi banyak obyek wisata Indonesia yang bisa dijual di Negara Skandinavia ini.

"Hanya saja kita terbentur biaya, kecuali kalau dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mau membantu mewujudkan ide menjadi partner country penyelenggaraan Reiseliv ini," ujar Dubes Esti.
 
Menurut Esti Andayani, KBRI Oslo senantiasa berupaya melakukan berbagai usaha dalam upaya menarik wisatawan asal Norwegia yang cukup kaya dan jumlahnya mencapai tujuh juta wisatawan, sementara penduduknya hanya sekitar empat juta.

Hal ini berarti dalam setahun wisatawan Norwegia yang melakukan perjalanan keluar negeri lebih dari dua kali. Bahkan saat ini tercatat lebih dari 400 mahasiswa Norwegia melakukan study di Bali selama satu semester.

Adanya program tersebut menjadi peluang bagi orang tua mahasiswa ataupun sanak family mereka untuk juga berkunjung ke Bali atau ke daerah lainnya.

Tercatat jumlah wisatawan asal Norwegia pada 2009 berjumlah 16.141, sementara jumlah penduduk Norwegia mencapai 4,9 juta orang, sedangkan mereka yang berwisata ke luar negeri setiap tahunnya mencapai tujuh juta.

Rata-rata turis Norwegia yang melakukan wisata ke Indoensia membelanjakan sekitar 2.132 dolar AS dengan lama tinggal rata-rata 12 hari dengan pendapatan perkapita orang Norwegia per tahun mencapai 80 ribu dolar AS. (ZG/K004)

Pewarta: Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011