Hubungan Inggris dan Uni Eropa sedang tegang, tetapi tidak seharusnya begini. Dengan menempatkan protokol pada landasan yang tahan lama, kita punya kesempatan untuk melewati kesulitan dengan cepat tahun lalu.
London (ANTARA) - Inggris kembali akan menyampaikan kepada Uni Eropa pekan depan bahwa perubahan signifikan terhadap protokol Irlandia Utara penting untuk pemulihan hubungan yang sudah terjalin dengan baik antara London dan Brussels.

Protokol tersebut merupakan bagian dari penyelesaian dari keluarnya Brexit yang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson rundingkan dengan Uni Eropa.

Namun, London menilai bahwa protokol itu harus disusun ulang kurang dari setahun setelah diberlakukan lantaran hambatan yang dihadapi sektor bisnis ketika mengimpor barang-barang Inggris ke provinsi tersebut.

Wakil Presiden Komisi Eropa Maros Sefcovic yang memantau hubungan dengan Inggris pasca-Brexit mengatakan pada Kamis bahwa eksekutif Uni Eropa akan memfinalisasi langkah-langkah selanjutnya yang bertujuan memecahkan masalah perdagangan pasca-Brexit di Irlandia Utara akhir tahun ini atau awal 2022.

Baca juga: Biden tekan PM Inggris untuk tidak ingkari Protokol Irlandia Utara

Tetapi, Sefcovic menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak akan merundingkan lagi protokol tersebut dan solusi akan ditemukan dalam rentang waktu kesepakatan yang dirancang agar batas tetap terbuka antara Irlandia Utara dan Irlandia sebagai negara anggora Uni Eropa.

Langkah-langkah Komisi Eropa diharapkan bisa dipresentasikan Rabu mendatang.

Menteri Inggris yang menangani Brexit, David Frost, akan menyampaikan pidato kepada komunitas diplomatik di Ibu Kota Purtugal, Lisbon, Selasa.

Menurut intisari pidato yang dirilis oleh kantornya, Sabtu, Frost akan menyampaikan bahwa negosiasi tanpa akhir bukan lah pilihan dan London perlu bertindak menggunakan mekanisme  Pasal 16 apabila sejumlah solusi tidak dapat disepakati dengan cepat.

Pasal 16 membolehkan salah satu di antaranya mengambil tindakan sepihak jika protokol dianggap berdampak negatif.

“Tidak seorang pun seharusnya ragu dalam keseriusan situasi itu. Uni Eropa saat ini perlu untuk menunjukkan ambisi dan kemauannya guna menangkal masalah fundamental tepat di jantung protokol,” dalam naskah pidatonya.

Baca juga: EU: ketegangan dengan Inggris karena Brexit, bukan protokol Irlandia

“Hubungan Inggris dan Uni Eropa sedang tegang, tetapi tidak seharusnya begini. Dengan menempatkan protokol pada landasan yang tahan lama, kita punya kesempatan untuk melewati kesulitan dengan cepat tahun lalu,” tambahnya.

Frost juga diperkirakan memberikan sinyal terkait keinginannya untuk membebaskan protokol dari pengawasan hakim Eropa.

“Peran Mahkamah Eropa di Irlandia Utara dan ketidakmampuan Pemerintah Inggris untuk mengimplementasikan pengaturan yang sangat sensitif dalam protokol dengan cara yang wajar menyebabkan ketidakseimbangan mendalam bagaimana seharusnya protokol itu berjalan,” menurut kutipan naskah pidato tersebut.

“Tanpa pengaturan baru di wilayah ini, protokol itu tidak akan pernah mendapat dukungan yang dibutuhkannya untuk bertahan,” tambahnya.

Merespons publikasi sikap Frost dalam Mahkamah Eropa, Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney mengatakan Pemerintah Inggris telah menciptakan penghalang terhadap kemajuan yang diketahuinya tidak akan membuat Uni Eropa maju.

“Pernyataan riil: Apakah Pemerintah Inggris sebenarnya menginginkan langkah maju yang telah disepakati atau kerusakan hubungan yang terus berlanjut?” katanya.

Sumber: Reuters

​​​​​​​Baca juga: Inggris: Aturan Brexit terkait Irlandia Utara amat berbahaya
Baca juga: Inggris dan Irlandia berbalas cuitan tentang kesepakatan Brexit


Penerjemah: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021