Lebih banyak perguruan tinggi akan bergabung dalam konsorsium
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Nizam mengatakan keberadaan universitas siber merupakan upaya untuk memperluas jangkauan pendidikan tinggi.

"Kami telah membuka beberapa universitas siber mulai dari Indonesia Cyber Education Institute atau ICE Institute yang berada di bawah Universitas Terbuka (UT), Universitas Cyber Asia, Muhammadiyah Cyber University dan Universitas Indonesia Cerdas, " ujar Nizam dalam webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Nizam menambahkan hal itu merupakan bentuk akselerasi dalam transformasi digital. Transformasi digital ini sangat penting dikembangkan, agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, melainkan juga pemain utama era digital.

"Semangat gotong royong untuk bertransformasi, semangat gotong royong untuk saling mendukung untuk membangun bangsa dan negara," imbuh dia.

Baca juga: Wapres Ma'ruf dorong perluasan metode kuliah daring di Indonesia

Baca juga: Nadiem katakan Universitas Terbuka Siber harus segera diwujudkan


Kepala ICE Institute Paulina Pannen, menambahkan lokapasar pembelajaran itu menawarkan sebanyak 138 mata kuliah daring dari konsorsium ICE lnstitute yang terdiri dari 14 institusi pendidikan tinggi.

"Juga terdapat 1.420 mata kuliah daring dari EdX, konsorsium MIT-Harvard, kepada kalangan pendidikan tinggi di Indonesia, " kata Paulina.

Jumlah mahasiswa yang menempuh kuliah di ICE Institute saat ini, terdapat kurang lebih 3.700 orang dan yang sudah lulus dari mata kuliah saat ini terdapat 220 orang.

Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat, mengatakan ICE lnstitute sangat berperan dalam membuka akses pendidikan tinggi di lndonesia terhadap mata kuliah daring yang berkualitas bagi semua.

Ke depannya peserta ICE Institute akan dapat menikmati beragam program yang disediakan untuk mencapai keterampilan khusus yang diperlukan lndonesia dalam bentuk microcredential, seperti game developer, hingga kecerdasan artifisial untuk pendidikan.

"Ke depan akan ada lebih banyak perguruan tinggi akan bergabung dalam konsorsium ICE Institute untuk mengembangkan pembelajaran dalam jaringan secara nasional agar menjadi lebih masif lagi," kata Rektor. 

Baca juga: 2 Doktor Siber pertama lulus sidang ujian daring di Indonesia

Baca juga: Komunikasi dan informasi digital bawa "ruang baru" pada era pandemi

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021