Pekalongan, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional mencanangkan program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis yang bertujuan untuk menurunkan "microfilaria rate" atau persentase penduduk yang terkena filariasis di wilayah endemis.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa POPM filariasis selama dua tahun terakhir belum maksimal sehingga perlu upaya agar program tersebut berjalan lebih matang.

"Seperti halnya vaksinasi, pada awal pelaksanaannya antusias warga masih rendah tetapi kini sudah mulai cukup tinggi karena mereka sudah mengetahui manfaatnnya melakukan vaksinasi," katanya.

"Begitu pula dengan POPM filariasis ini, masyarakat harus diberi pengertian bahwa obat filariasis layak dan bermanfaat untuk dikonsumsi serta aman dan efektif mencegah penyakit itu," tambahnya.

Ia meminta pada instnasi terkait baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan, khususnya untuk bidang kesehatan agar memberikan teladan untuk mengonsumsi obat filariasis sehingga kesadaran masyarakat meningkat.

"Adanya program POPM filariasis diharapkan lebih efektif untuk mendorong masyarakat mengonsumsi obat filariasis," kata Afzan yang akrab disapa Aaf.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto mengatakan pencanangkan POPM Filariasis dengan cara "regimen Ivermectin, Diethyl Carbamazine Citrate, dan Albendazole (IDA) " merupakan metode penyempurnaan dari cara sebelumnya yaitu semula hanya minum obat dua jenis yaitu DEC-Albendazole tetapikini ada tambahan satu jenis obat yakni Ivermectin.

"Jadi ketiganya yakni Ivermectin, DEC-Albendazole disingkat IDA, itu yang akan kami lakukan dalam pencegahan filariasis di daerah setempat" katanya.

Adapun strategi yang akan ditempuh pemkot dalam pencegahan filariasis ini adalah dengan melakukan perbaikan melalui pengecekan aplikasi POPM Filariasis karena selama dua tahun terakhir belum bermanfaat maksimal.

"Aplikasi ini dirancang untuk bisa mengetahui seberapa banyak warga yang betul-betul minum obat karena aplikasi ini akan ada bentuk bukti dimana yang bersangkutan ketika minum obat filariasis difoto dan diunggah di aplikasi. Kami akan maksimalkan POPM Filariasis, khususnya di daerah endemis," demikian Slamet Budiyanto.

Baca juga: Sebanyak 12 kelurahan di Pekalongan endemis filariasis

Baca juga: Memberantas penyakit kaki gajah

Baca juga: Waspadai filariasis yang ditularkan oleh semua jenis nyamuk

Pewarta: Kutnadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021