Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) kembali menggelar Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI) tahun 2021 tingkat SMA dan sederajat, pada 16 November hingga 20 November 2021.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Jumeri, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, menyampaikan apresiasi kepada para peserta KoPSI 2021 yang selalu semangat berprestasi di tengah pandemi.

“Saya sungguh berbahagia dapat menyapa para siswa terbaik, bertalenta di bidang riset dan inovasi yang ikut serta dalam KoPSI 2021. Selamat kepada kalian yang selalu berjuang, bersemangat belajar dan membangun atmosfer positif untuk terus berprestasi walaupun masih berada dalam situasi pandemi dan keterbatasan,” kata Jumeri.

Baca juga: Kemendikbudristek salurkan bantuan kuota bagi 21,29 juta penerima

Sebanyak 175 naskah terbaik dari 2.377 proposal yang diajukan oleh siswa Indonesia akan berkompetisi pada KoPSI 2021 dengan diikuti oleh 372 siswa finalis dari 98 SMA, 26 MA, serta satu Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di Jeddah, Arab Saudi.

Jumeri mengatakan, riset dan penelitian merupakan cara untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi manusia.

“Manusia harus mencari pengetahuan-pengetahuan baru, mencari wawasan baru agar hidup lebih baik dengan melakukan riset dan penelitian,” tutur Dirjen Jumeri.

Melalui KoPSI 2021, kata Jumeri, dapat menjadi salah satu program yang berkontribusi untuk meningkatkan integritas, sikap bertanggung jawab, kepedulian yang tinggi, serta meningkatkan kemampuan berpikir logis dan analitis. Disamping itu, KoPSI 2021 juga dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam kelompok, meningkatkan kemandirian, kepercayaan diri, serta meningkatkan keterampilan menyajikan gagasan ilmiah baik secara lisan melalui presentasi maupun tulisan melalui karya ilmiah.

“(KoPSI) Ini adalah kombinasi dari kemampuan literasi, numerasi tingkat tinggi yang dimiliki oleh anak-anakku semua,” tambah dia.

Untuk itu, lanjut Jumeri, KoPSI ke depannya akan menumbuhkan cara berpikir baru di kalangan peneliti untuk menempatkan situasi permasalahan sebagai tantangan bukan hambatan, dan mendorong anak-anak Indonesia untuk dapat merespon, mengatasi, dan menanggulangi permasalahan yang ada secara ilmiah.

“KoPSI menjadi langkah awal untuk siswa dalam mengumpulkan kekuatan ilmu pengetahuan untuk dapat merespon, mengatasi, dan menanggulangi permasalahan yang ada secara ilmiah,” kata Dirjen Jumeri.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edy Giri Rachman Putra mengatakan melalui KoPSI, para peserta sesungguhnya tidak hanya diajak untuk adu kompetisi di bidang riset dan inovasi, tetapi diajak untuk memiliki pola pikir seorang peneliti dalam memecahkan masalah.

“Terbiasa meneliti bukan hanya melahirkan karya-karya yang inovatif namun juga akan membangun cara berpikir kita untuk lebih analitis, kritis, jujur, dan terbuka,” kata Edy Giri.

Oleh sebab itu, lanjut Edy Giri, peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan dan harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.

“la tidak boleh percaya begitu saja pada suatu hal tanpa adanya penjelasan atau bukti-bukti yang masuk akal,” ucap Edy Giri.

Peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat, peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data, dan peneliti harus bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.

Edy mengajak untuk bersama-sama membangun bangsa Indonesia melalui pengembangan riset dan inovasi.

“Mari bersama-sama membantu pemerintah, Kemendikbudristek, BRIN untuk terus mengembangkan ide-ide yang solutif, karya-karya yang brillian yang ke depannya akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang diperhitungkan dunia,” ajak Edy Giri.

Baca juga: Pandemi waktu tepat untuk intropeksi diri bertoleransi

Plt Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi menjelaskan ajang kompetisi KoPSI merupakan pengembangan dari kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang telah digelar sejak 2009. Sejalan dengan pemulihan Indonesia dari masa pandemi COVID-19, tema yang diangkat pada KoPSI tahun 2021 adalah Inovasi Potensi Lokal untuk Pemulihan Indonesia.

Terdapat tiga bidang ilmu yang dilombakan pada KoPSI 2021 yaitu Matematika, Sains, dan Teknologi (MST), Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR), serta Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH). Selain berkompetisi, pada rangkaian KoPSI kali ini, Puspresnas juga menghadirkan beberapa narasumber untuk webinar di bidang penelitian.

“Workshop ini bertujuan untuk memberikan semangat pantang menyerah dan wawasan penelitian di masa pandemi khususnya bagi para finalis KoPSI yang diharapkan ke depannya akan menjadi peneliti muda Indonesia,” jelas Asep.

Kemendikbudristek memberikan insentif berupa beasiswa prestasi talenta. Tahun ini terdapat 17 para juara KoPSI baik nasional maupun internasional yang telah menerima beasiswa S1 dan S2 di dalam negeri.***3***

Baca juga: Hendarman: Pembentukan karakter anak gagal karena kurang keteladanan

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021