mekanisme immune escape pada virus (Omicron) ini yang terus diteliti ahli
Surabaya (ANTARA) - Dokter Siloam Hospitals Surabaya memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa melakukan pencegahan terhadap varian baru COVID-19 Omicron.

Dokter spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospital Surabaya dr. Diane Lukito Setiawan Sp.PK., di Surabaya, Rabu, mengatakan, secara umum menyampaikan, virus memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidupnya melalui sistem mutasi, yaitu dengan meloloskan diri dari sistem imun yang ada pada tubuh manusia ataupun antibodi yang di dapat melalui vaksinasi.

"Kemampuan virus SARS-CoV2 varian Omicron ini, dunia kedokteran dan Patologi Klinik masih mempelajari. Sifatnya yang cenderung mereinfeksi cepat pada pasien pasien survivor atau yang pernah terkena paparan COVID-19," kata Diane Lukito.

Menurut dia, hingga saat ini, upaya pencegahan yang paling optimal melalui target vaksinasi dengan dosis penuh tercapai di masyarakat diiringi pelaksanaan Protokol Kesehatan secara berkelanjutan.

Adapun tes PCR masih merupakan golden standard dalam mendeteksi virus SarsCov-2 dan beberapa virus lainnya seperti HIV dan Hepatitis, namun untuk mendeteksi sejumlah varian- COVID-19 yang ada, perlu tindakan lanjutan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan pada spesimen dengan hasil PCR positif.

Dari edukasinya, Diane Lukito mengingatkan akan variasi respon terhadap vaksin, antibodi bahkan paparan virus Omicron pada setiap manusia memang cenderung berbeda.

"Namun, mekanisme immune escape pada virus (Omicron) ini yang terus diteliti ahli. Untuk sementara, vaksin booster bagi banyak kalangan seperti kalangan medis dan kalangan yang rentan dirasa perlu bahkan penting," ujarnya.

Untuk itu, ia mengingatkan pencegahan maupun pengobatan atas paparan Corona Omicron ini kembali ke setiap individu.

"Sangat tergantung dari setiap individu di periode Pandemi COVID-19 ini dalam menjalani periode pandemi. Kuncinya agar tetap bisa aktivitas adalah disiplin protokol kesehatan lalu perkuat sistem imun dengan vaksinasi, makan makanan bergizi, tidur yang cukup dan olahraga teratur, dan segera melakukan pemeriksaan bila didapatkan gejala," kata Diane.

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru dari Siloam Hospital Lippo Village Dr.dr Allen Widysanto Sp.P-FAPSR menilai, akan varian Omicron disinyalir transmisinya beberapa kali lipat lebih cepat dari varian lainnya, dengan kecenderungan yang dirasakan adalah gejala sistemik seperti pusing dan sakit kepala dibanding gejala Repirasi seperti batuk, pilek hingga hilang penciuman.

"Pada prinsipnya tatalaksana pasien terpapar COVID-19 varian Omicron sama dengan sejumlah varian yang telah muncul sebelumnya. Akan hal tersebut, penelitian dan observasi masih terus berlanjut pada dunia kedokteran khusus nya tentang varian Omicron ini. Salah satu contoh di benua Afrika, paparan virus yang terus meningkat dengan presentasi paparan pada anak usia 9-12 tahun yang cukup tinggi," kata Allen.

Sedangkan cara Mencegah COVID-19 Varian Omicron menurut WHO yakni menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain, memakai masker dengan benar, membuka jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam ruangan, menghindari ruangan yang ramai dan bervintilasi buruk, mencuci tangan dengan sabun dan air, Menerapkan etika bersin dan batuk dan mendapatkan vaksin COVID-19 hingga dosis penuh.
Baca juga: KSP : Informasi empat orang di Bekasi tertular Omicron tidak benar
Baca juga: Kabupaten Bekasi pastikan belum ada penularan Omicron di wilayahnya
Baca juga: Alat uji PCR mBioCov-19 Bio Farma dan Nusantics mampu deteksi Omicron

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021