Jakarta (ANTARA) - BPJS Kesehatan terus memperkuat peran fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai penyedia pelayanan kesehatan primer bagi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

"Kami berharap FKTP dapat memberikan pelayanan primer secara tuntas kepada peserta JKN-KIS, terutama upaya promotif preventif untuk mencegah risiko atau perburukan suatu penyakit," kata Direktur Utama BPJS kesehatan Ali Ghufron Mukti sebagaimana dikutip dalam siaran pers BPJS yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dalam upaya memperkuat peran FKTP, ia menjelaskan, BPJS Kesehatan mengembangkan layanan telekonsultasi melalui Mobile JKN untuk menghubungkan dokter di FKTP dengan peserta JKN-KIS. Layanan ini telah dimanfaatkan oleh 9.656 dokter FKTP.

Selain melalui Mobile JKN, dokter-dokter di FKTP juga dapat menggunakan telepon, aplikasi Whatsapp, SMS, dan konferensi video untuk memberikan layanan telekonsultasi kepada peserta program JKN-KIS.

Pelayanan telekonsultasi di FKTP disediakan bagi peserta program yang sakit maupun sehat. Layanan itu mencakup edukasi mengenai pencegahan COVID-19, pemantauan status kesehatan peserta dengan penyakit kronis, dan pemantauan peserta JKN-KIS yang menjalani isolasi mandiri karena terserang COVID-19.

"Sepanjang masa pandemi COVID-19 sampai dengan Oktober 2021 terdapat 10,4 juta pelayanan telekonsultasi di FKTP. Pembiayaan pelayanan telekonsultasi di FKTP termasuk dalam komponen kapitasi, pelayanan telekonsultasi juga dihitung sebagai capaian kinerja FKTP pada masa pandemi, yang berpengaruh terhadap capaian Angka Kontak pada Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK)," Ghufron menjelaskan.

BPJS Kesehatan saat ini juga tengah melakukan uji coba layanan telemedisin antara FKTP dengan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit.

Pada 2020, uji coba layanan tersebut dilakukan di Jakarta Selatan, Medan, Serang, Yogyakarta, dan Gorontalo. Hasil uji coba menunjukkan pelayanan telemedisin terselenggara dengan baik di seluruh lokasi uji coba dan mendapat respons positif dari peserta maupun fasilitas kesehatan.

Berdasarkan hasil uji coba pada 2020, BPJS Kesehatan berencana memperluas uji coba sehingga mencakup 18 wilayah pada 2022.

"Dari perspektif penyedia layanan kesehatan, terdapat manfaat yang dapat diperoleh seperti transfer ilmu antara dokter spesialis dan dokter layanan primer (telementoring), di mana dokter layanan primer tetap menjadi penghubung layanan kesehatan bagi pasien secara berkesinambungan," demikian Ali Ghufron Mukti.

Baca juga:
Pandemi dorong BPJS Kesehatan hadirkan inovasi dalam pelayanan digital
BPJS Kesehatan raih penghargaan inovasi layanan digital tingkat ASEAN

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021