Jakarta (ANTARA) - Koordinator Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan jumlah masyarakat yang divaksinasi COVID-19 di kota Sorong, Papua Barat, masih perlu ditambah agar memenuhi syarat perhelatan G20.

"Kalau kita lihat asesmen panitia G20 ini untuk memilih daerah cukup ketat. Vaksinasi harus di atas 70 persen kemudian penelusuran, kapasitas transmisi komunitas, juga dinilai, maka harus betul-betul siap," kata Imran dalam talkshow "Menjaga Wajah Bangsa di Gelaran G20" yang dipantau di Jakarta, Senin.

Sementara itu, daerah-daerah lain seperti Makassar, Labuan Bajo, dan Malang sudah memenuhi standar tersebut, terutama terkait vaksinasi.

Rencananya, perhelatan G20 akan terdiri dari lebih dari 100 acara, setengahnya akan dilaksanakan di daerah-daerah di Pulau Jawa, sementara sisanya di wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa.

Baca juga: Kemenkes akan bahas penataan ulang arsitektur kesehatan global di G20

Baca juga: Gubernur BI: Pandemi masih menyisakan tantangan kompleks


"Saya kira perlu dikawal bersama baik dari dinas kesehatan maupun pemerintah kabupaten dan kota terkait capaian vaksinasi. Jadi ini memang sudah terdesentralisasi," katanya.

Ia mencontohkan Kabupaten Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur yang akan menjadi salah satu tempat perhelatan G20. Saat ini vaksinasi dosis pertama di sana telah mencapai 76 persen, sementara vaksinasi dosis kedua sebesar 45 persen sehingga akan terus digencarkan.

"Akan kita kejar sampai Maret 2022 besok. Saya kira upaya-upaya yang kita lakukan sudah cukup, kita juga kerja sama dengan TNI dan Polri untuk meneruskan vaksinasi ini," katanya.

Menurutnya, kendala vaksinasi dihadapi di wilayah berbentuk kepulauan karena beberapa orang lanjut usia yang tinggal di sana belum pernah sama sekali melakukan vaksinasi.

"Seumur-umur mereka belum pernah divaksinasi jadi ini pengalaman baru sehingga kita perlu pendekatan-pendekatan khusus melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan menyelenggarakan vaksinasi massal di gereja dan masjid," katanya.

Vaksinasi COVID-19 diharapkan dapat membentengi masyarakat Indonesia dari potensi penyebaran COVID-19.

"Ini agar kita tidak hanya menjadi tuan rumah, tapi juga menciptakan nilai tambah dengan investasi yang masuk. Kalau masyarakat sakit kan percuma juga investasi masuk," katanya.*

Baca juga: Sri Mulyani: Pandemi COVID-19 ciptakan perlombaan raih akses vaksin

Baca juga: Airlangga: Penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi berimbang

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021