para nelayan tidak perlu melaut dulu dan menempatkan kapal-kapal mereka di tempat yang aman
Kupang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo mengimbau para nelayan agar mengamankan kapal atau perahu agar tidak rusak jika terjadi cuaca ekstrem.

"Dampak cuaca ekstrem mengakibatkan gelombang laut tinggi sehingga para nelayan tidak perlu melaut dulu dan menempatkan kapal-kapal mereka di tempat yang aman," kata Ambrosius ketika dihubungi di Kupang, Jumat.

Baca juga: BMKG imbau warga tidak panik dengan prakiraan siklon tropis di NTT

Ia juga meminta nelayan agar tidak menambatkan kapal di dekat dinding dermaga dan tidak saling berdekatan sehingga tidak saling berbenturan saat terjadi gelombang laut.

Ambrosius mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem akibat suspect area bibit siklon tropis yang muncul di Laut Arafuru dan Laut Timor.

Baca juga: BMKG: Waspadai hujan deras serta angin kencang melanda Flores Timur

Kemunculan suspect area ini terindikasi semakin menguat dalam dua atau tiga hari ke depan sehingga memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca ekstrem di NTT berupa hujan deras dan angin kencang di NTT.

Kondisi ini juga berdampak pada angin kencang dan gelombang tinggi di laut sehingga membahayakan keselamatan pelayaran termasuk kapal-kapal nelayan.

Baca juga: BMKG: Waspadai potensi hujan lebat dalam sepekan ke depan di NTT

"Oleh karena itu kami minta para nelayan agar melakukan mitigasi dengan mengamankan kapal agar tetap aman dan bisa digunakan kembali setelah cuaca kembali kondusif," katanya.

Ambrosius mengatakan, pihaknya tidak menginginkan terjadi lagi kerusakan kapal nelayan seperti saat terjadi badai siklon tropis Seroja pada April 2021 yang mengakibatkan ratusan kapal nelayan rusak dan ada pula yang hilang.

Baca juga: BMKG catat 267 kali gempa susulan akibat gempa di Laut Flores

Selain mengamankan kapal, kata dia, para nelayan maupun masyarakat secara umum agar meningkatkan kewaspadaan dengan memastikan kondisi rumah dalam keadaan aman dari terpaan hujan deras dan angin kencang.

"Atap-atap rumah yang sudah goyah agar diperkuat supaya bisa bertahan jika ada angin kencang. Jadi kita belajar dari badai Seroja sebelumnya untuk meminimalkan dampak bencana," katanya.

Baca juga: Gempa Larantuka akibatkan 5.511 kepala keluarga di Selayar terdampak

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021