London (ANTARA News) - Pemilihan Ratu Kemerdekaan memeriahkan perayaan 17 Agustus yang diadakan KBRI Bern, selain upacara bendera yang dihadiri lebih dari 300 masyarakat Indonesia dari segala penjuru Swiss dan Liechtenstein.

KBRI Bren dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA, Kamis menyebutkan, kegiatan HUT RI ke-66, Rabu malam, dimeriahkan dengan pemilihan Ratu Kemerdekaan, yaitu pemilihan wanita berbusana nasional terbaik.

Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Pangarso Dadung Nugroho yang sekaligus merupakan pimpinan Tim Paskibra yang terdiri dari Regina Susetyo, Olivia Dewi Konig, Vanessa Gauch, Aliyya Chairunnisa dan Muhammad Elfitra Rilwan Rodhy.

Para finalis Ratu Kemerdekaan diwawancara tim juri seputar pengetahuan mengenai Indonesia, kebanggaan sebagai warga Indonesia/keturunan Indonesia di Negeri Swiss, dan harapan-harapan ke depan.

Tim juri yang diketui Duta Besar Djoko Susilo, Indra Hasbullah dan Budiman Wiriakusumah menetapkan Sri Maryati sebagai Ratu Kemerdekaan 2011, yang mendapatkan `doorprize` dari KBRI Bern dan Sponsor Pasar Indonesia Versand.

Perayaan Hari kemerdekaan selain pemilihan Ratu kemerdekaan juga diisi dengan acara syukuran dan makan malam bersama dengan segenap masyarakat Indonesia di Wisma Duta.

Acara pada malam itu diisi dengan pembawaan tembang karya Maestro Indonesia Ismail Marzuki, Juwita Malam oleh Iwa Sobara (Ketua PPI Swiss), Syah Illenez Adinda (Bendera), Dharma Wanita Persatuan (Payung Fantasi) yang keseluruhannya diiringi Muhammad Indarobby (bass), Kharisma Adi Putra (drum) dan Isnaharpan Ramadhani (Keyboard).

Kegiatan itu ditutup dengan pemotongan tumpeng yang diserahkan kepada dua warga Indonesia senior di Swiss, yaitu Pudjo Suwendo dan Rumi Haagendorn.

Pudjo Suwendo telah berada di Swiss selama 49 tahun, dan tidak pernah absen memperingati Hari Kemerdekaan. Sementara Rumi Haagendorn, adalah seorang dokter wanita yang telah bertempat tinggal di Swiss selama 42 tahun, merupakan salah satu saksi sejarah yang mengikuti pengibaran bendera Sang Saka Merah putih di Pegangsaan Timur 56, Jakarta, 66 tahun lalu.

(T.H-ZG/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011