Seoul (ANTARA) - Pengadilan Korea Selatan pada Selasa memerintahkan pemerintah setempat memberikan kompensasi kepada korban kekejaman Perang Vietnam pada 1970-an ketika sekitar 300.000 tentara Korea Selatan bertempur bersama pasukan AS.

Putusan itu untuk pertama kalinya menegaskan adanya pengakuan hukum atas pertanggungjawaban Korea Selatan atas kekejaman selama perang dan berpotensi membuka jalan bagi korban lain untuk mendapatkan kompensasi yang sama.

Pengadilan Distrik Pusat Seoul memerintahkan Pemerintah Korsel memberikan kompensasi sekitar 30 juta won (Rp361 juta) dan dana tambahan atas penundaan kepada Nguyen Thi Thanh yang merupakan korban selamat dari upaya pembunuhan warga sipil oleh pasukan Korea Selatan.

Nguyen (63) mengajukan gugatan terhadap pemerintah Korea Selatan pada 2020 dengan menuntut kompensasi sekitar 30 juta won. Dia mengaku kehilangan anggota keluarganya dan dirinya sendiri menderita luka ketika marinir Korea Selatan membunuh sekitar 70 warga sipil di kampung halamannya di Provinsi Quang Nam, Vietnam tengah, pada 1968.

"Pada saat itu, tentara memaksa keluarga penggugat untuk keluar dari rumah mereka, mengancam dengan peluru tajam dan senjata, sebelum menembak mereka," bunyi putusan tersebut seperti dikutip kantor berita Yonhap.

Baca juga: Korsel perintahkan pengiriman petugas penyelamat, obat-obatan ke Turki

"Akibatnya, diakui bahwa keluarga penggugat meninggal dunia di tempat kejadian dan penggugat serta lainnya mengalami luka serius."

Seorang pejabat pengadilan membenarkan keputusan itu tetapi mengatakan putusan lengkap tidak segera tersedia untuk dirilis.

Nguyen, dalam panggilan video dari Vietnam yang diatur oleh pengacaranya setelah keputusan itu, menyambut baik keputusan tersebut dan mengatakan hal itu akan menjadi "penghiburan bagi jiwa-jiwa yang menjadi korban insiden tersebut."

Kementerian Pertahanan Seoul tidak segera mengomentari soal ini, sementara kementerian luar negeri mengatakan kedua negara telah berkonsultasi erat mengenai masalah yang tertunda untuk kemajuan hubungan diplomatik yang "berorientasi masa depan" yang secara resmi dibangun pada 1992.

"Korea dan Vietnam telah mencapai perkembangan hubungan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 30 tahun terakhir berdasarkan prinsip 'Mari kita tinggalkan peristiwa pahit di masa lalu dan bergerak menuju masa depan,'" katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian luar negeri Hanoi belum menanggapi permintaan komentar atas persoalan ini.

Baca juga: AS tetap berkomitmen gunakan berbagai kemampuan bela Korsel

Sumber: Reuters

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023