Tunis (ANTARA News) - Menteri Pendidikan Tunisia, Salem Labiedh, mengajukan pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Ali Laarayedh, Minggu, tapi mengatakan ia akan tetap menduduki jabatannya sampai pengunduran dirinya diterima, kata kantor berita Tunisia, TAP.

Pengunduran diri Labiedh tersebut dilakukan setelah Mohamed Brahmi, tokoh oposisi sekuler, dibunuh di Tunis pada Kamis (25/7).

Sebanyak 3.000 orang, menurut perkiraan polisi, menghadiri pemakaman Brahmi pada Sabtu (27/7), demikian laporan Xinhua. Mereka menyerukan pengunduran diri pemerintah dan pembubaran Majelis Konstituen di negeri itu.

Pembunuhan Brahmi, yang memiliki pola yang sama dengan pembunuhan Chokri Belaid --pemimpin partai sayap-kanan Front Rakyat oleh gerilyawan enam bulan lalu, telah menjerumuskan negeri itu ke dalam krisis polisik paling serius sejak penggulingan presiden, Zine El Abidine Ben Ali, pada awal 2011.

Sejauh ini, sebanyak 65 anggota oposisi dan tokoh independen di Majelis Konstituen telah mundur dari posisi mereka, dan menyerukan pembubaran majelis tersebut.

Meskipun ada seruan melalui televisi oleh Ketua Majelis Mustapha Ben Jaafar pada Sabtu malam untuk mengundang mereka kembali, juru bicara anggota yang mundur mengatakan tujuan mereka ialah mencapai sepertiga kursi (73) yang diperlukan untuk menghentikan kegiatan majelis itu.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013