Bangkok (ANTARA News) - Kekerasan terkait politik di Thailand telah menewaskan sembilan orang dan melukai 554 lainnya sejak 30 November, kata Pusat Layanan Medis Darurat Erawan Pemerintah Metropolitan Bangkok.

Kementerian Kesehatan Masyarakat mengungkapkan sebelumnya bahwa kekerasan politik antara 26 Desember tahun lalu sampai 19 Januari tahun ini telah menewaskan empat orang dan menyebabkan 267 lainnya terluka.
   
Kementerian itu juga memperingatkan peningkatan risiko insiden berdarah dan pertumpahan darah dalam beberapa hari mendatang, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Operasi anti-pemerintah untuk melumpuhkan Bangkok guna menggulingkan pemerintah sementara telah memasuki hari kesembilan pada Selasa (21/1).

Aksi anti-pemerintah telah meluas ke daerah-daerah lain dengan pengunjuk rasa memblokir kantor-kantor pemerintah di sejumlah provinsi selatan.

Pada Minggu, 46 negara dan wilayah telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk Thailand, kata Sek Wannamethee, Direktur Jenderal Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri.

Kuwait dan Oman adalah dua negara terbaru yang mengeluarkan peringatan tersebut dan meminta warga negaranya untuk meninggalkan Thailand.

Dalam peringatan perjalanan terbaru yang dikeluarkan pada Senin, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mendesak warganya menjauhkan diri dari protes dan pertemuan-pertemuan besar di Bangkok dan provinsi lain.

(Uu.H-AK)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014