Jakarta (ANTARA News) - Penyerang Pelita Bandung Raya, Bambang Pamungkas, mengatakan fanatisme sepak bola di Indonesia masih berorientasi pada kegemaran terhadap klub-klub ataupun tim asal luar negeri.

"Harus diakui Indonesia negara dengan tingkat fanatisme tinggi terhadap sepak bola, tidak hanya tim lokal tetapi tim-tim luar negeri. Sayangnya justru fanatisme kita masih beroirentasi pada tim atau klub luar negeri," kata Bambang dalam konferensi pers seusai ambil bagian dalam laga amal "Football Legends 2014" di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu.

Pada laga tersebut, Bambang bergabung bersama tim Indonesian Legends, menghadapi Football Legends.

Bambang menjadi salah satu pencetak gol dalam laga yang berakhir dengan skor 5-2 untuk kemenangan Football Legends, lewat eksekusi tenang dari titik penalti menit ke-17.

Kehadiran sejumlah mantan pemain bintang dunia yang sempat bermain untuk tim Serie A Italia, AC Milan, mampu menarik minat para penggemar mereka, Milanisti Indonesia, yang memadati Sektor 17 GBK, sebagai satu-satunya tribun terpadat dalam pertandingan tersebut.

Sejumlah mantan pemain Milan yang menjadi bagian tim Football Legends adalah Alessandro Nesta, Gianluca Zambrotta, Rui Costa, Rivaldo dan Gennaro Gattuso, yang berstatus sekaligus sebagai pelatih tim tersebut.

Sementara di Sektor 7 SUGBK terlihat para pendukung dari tim lokal, Persija Jakarta, meskipun tidak sepadat tribun yang ditempati Milanisti Indonesia.

Oleh karena itu, Bambang menilai bahwa fanatisme sepak bola Indonesia masih berorientasi pada tim-tim luar negeri.

"Bahkan ketika sejumlah tim luar negeri, sebutlah Chelsea, Arsenal dan Liverpool datang, stadion selalu penuh," katanya.

Akan tetapi, Bambang, menyayangkan perilaku para penonton, terutama ia menyoroti bagaimana mereka kerap bersorak sorai berlebihan menyambut gol-gol yang diciptakan para pemain ataupun tim asing.

"Sekarang kalau tim-tim luar negeri mencetak gol, para penonton itu bersorak sorai, menurut saya hal itu kurang layak," katanya.

"Toh, ketika mereka kembali ke luar negeri sana, Indonesia tidak mendapatkan apa-apa."

Sebelumnya, komentar senada sempat dilontarkan gelandang PSM Makassar, Ponaryo Astaman, yang mengimbau agar manajemen klub harus mulai memikirkan upaya meningkatkan antusiasme penonton memadati stadion kala klub-klub lokal bertanding.

"Manajemen tim bukan hanya harus memperthatikan pengembangan teknik permainan, tetapi juga harus  mengupayakan agar masyarakat bisa datang memadati stadion saat pertandingan sepak bola berlangsung," kata Ponaryo setelah tampil dalam laga amal bertajuk Asian Dream Cup 2014, yang mendatangkan sejumlah selebritis asal Korea sehingga mendongkrak penjualan tiket dan kehadiran penonton di GBK 2 Juni lalu.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014