Jakarta (ANTARA News) - Sejak awal, Alfito Deannova Gintings mengaku sudah tertarik pada dunia militer terutama soal disiplin dan ketegasan yang menjadi modal dasar menjadi seorang tentara.   

Hanya sayang, karena mengalami masalah di bagian matanya, Alfito harus mengenakan kacamata sejak masa sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP). Cita-cita menjadi tentara pun pupus sudah.

"Saya waktu itu pengennya jadi tentara. Suka saja, disiplin, tegas. Tetapi saya pakai kacamata.

Sebenarnya berawal dari kacamata. Ketika SMP saya tahu harus menggunakan kacamata, lalu mencari alternatif lain cita-cita," tutur dia kepada ANTARA News di sela waktu kerjanya di Jakarta, Jumat (2/3).

Di bangku sekolah menengah atas (SMA), dia pernah mengemban tugas sebagai ketua pasukan pengibar bendera untuk sekolahnya.  

Saat memasuki jenjang perguruan tinggi, dia memutuskan memilih jurusan Akuntansi, agar nantinya bisa menjadi seorang pratisi bisnis. Namun saat lulus, Alfito justru menempuh bidang lain, jurnalistik.   

"Akhirnya saya masuk jurusan Akuntansi dengan harapan saya bisa menjadi praktisi di bidang bisnis. Lalu waktu saya lulus, saya diterima di media, karena sebelumnya saya juga bekerja sebagai penyiar radio," kata ayah tiga orang puteri itu.

Berbekal pengalaman pernah menjadi penyiar radio, Alfito mencoba peruntungan di dunia broadcast dan ternyata di situlah hatinya berlabuh. Alfito tercatat pernah bergabung dengan beberapa stasiun televisi swasta yakni SCTV (Liputan 6) dan TvOne. Kini ia bernaung di CNN Indonesia.

"Dengan pengalaman itu saya coba untuk masuk ke stasiun televisi juga, ternyata diterima juga. Mulai dari situ saya belajar jadi jurnalis," tutur Alfito.

Sekalipun mengaku bukan tipe orang yang supel dan cenderung introvert, Alfito mengatakan berusaha seprofesional mungkin menjalani profesi pewarta (jurnalis).

Kini, dia tengah menanti tugas sebagai moderator debat ketiga Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berlangsung Jumat pekan depan di hotel Bidakara, Jakarta.

Jadi dosen

Selain menjadi pewarta, Alfito juga menjalani profesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.   

"Saya berpikir, ilmu yang saya dapat dari pekerjaan saya, ingin saya share. Bagaimana ini supaya ada manfaatnya bagi orang lain. Ke depan, multimedia akan semakin berkembang dan salah satunya bidang broadcast. Enggak ada salahnya saya punya sedikit pengetahuan, saya bagikan," kata dia.  

Selain berbagi pengetahuan, keinginan terus belajar menjadi motivasinya mengajar.   

"Sebenarnya, saya mengajar agar bisa belajar. Karena dengan mengajar, saya harus membaca buku untuk memperbaharui pengetahuan saya," ujar dia.

"Saya khawatir kalau misalnya saya hanya bekerja. Takutnya rutin saja yang saya jalani. Tidak menambah ilmu buat saya sendiri. Jadi dengan mengajar saya juga bisa belajar," sambung Alfito.

Ketika ditanya apakah ke depannya masih akan tetap berkecimpung di dunia jurnalistik, dengan tegas dia mengiyakan.

"Sekarang sudah jalan 17 tahun menjadi jurnalis. Bidang jurnalistik ini penuh tantangan dan menantang saya untuk tetap berada di sini, untuk terus belajar," pungkas Alfito.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017