Magelang (ANTARA News) - Perhimpunan Masyarakat Adat Nusantara (Matra) dan pembentukan pengurus pusat organisasi kemasyarakatan tersebut dideklarasikan di pelataran Candi Borobudur dalam rangkaian Festival International Borobudur.

Ketua umum Dewan Pengurus Pusat Matra, KPH. SP.RheindraJais Wiroyudho Alam Syah di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat, menyampaikan alasan mengapa deklarasi Matra dilakukan di Candi Borobudur semata-mata untuk menjaga ketahanan budaya dan adat istiadat.

"Jadi pendeklarasian Matra di Candi Burobudur bukan karena candi ini icon agama Buddha, tetapi karena Candi Borobudur merupakan salah satu pusat keagungan budaya nusantara yang sangat terkenal di dunia," katanya.

Menurut dia untuk kegiatan Matra ke depan juga akan dilaksanakan di tempat-tempat seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Benteng Sumbouko, kraton atau di candi-candi , pusat-pusat kebudayaan lainnya.

"Matra tidak akan melakukan acara-acara besar di hotel. Jadi kami akan memberikan nuansa berbeda dengan forum, asosiasi, dan ormas lainnya.

Ia menuturkan Matra tidak bersaing dengan dengan forum-forum atau asosiasi kraton yang ada di nusantara ini.

"Salah jika Matra dianggap perkumpulan para raja atau kraton. Matra adalah perkumpulan masyarakat umum dari segala lapisan. Jadi matra bukan wadah berhimpun para raja, namun sebagai rasa hormat kami menempatkan para raja, datu, sultan, pemangku adat, dan para ratu sebagai dewan penasihat dan dewan pakar di Matra," katanya.

Dewan Pengawas Matra I Maddusila Daeng MannyonriKatangka Sultan Alauddin II mengatakan deklarasai matra dengan dilatarbelakngi candi Borobudur, candi bersejarah yang paling hebat, termasuk 10 keajaiban di dunia.

"Saya selaku dewan pengawas menyampaikan ini bukan saja perkumpulan para raja, sultan pemanggu adat, tetapi semua masyarakat adat baik itu raja, sultan, dan pemangku adat kemudian pemerhati adat dan budaya tergabung dalam Matra," katanya.

Ia menuturkan Matra tidak berafiliasi pada salah satu kekuatan politik, Matra hanya mengembangkan dan lestarikan adat di seluruh nusantara.

(Baca: Tiga negara tampil di Borobudur International Festival)

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017