Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan hingga kini belum ada laporan dampak produk impor ikan makarel kalengan bercacing, yang menyebabkan gangguan kesehatan warga setempat.

"Sampai sekarang belum ada laporannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Dinas kesehatan menyatakan temuan cacing Anisakis sp. dalam kemasan kaleng ikan makarel di sejumlah daerah di Riau, bisa menyebabkan orang yang mengkonsumsinya terkena diare hingga muntah-muntah akibat mengonsumsi makanan mengandung cacing itu. Dalam catatan Antara, hingga kini produk impor asal Tiongkok yang mengandung cacing itu ditemukan warga di Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti dan Siak.

"Sangat berbahaya ada cacing dalam ikan sarden yang ditemukan warga tersebut. Jika terlanjur dimakan, akan muntah, perut sakit kemudian diare," kata Mimi Nazir.

Menurut dia, mengonsumsi ikan makarel yang mengandung cacing sama halnya dengan mengkonsumsi makanan yang sudah membusuk. Ciri-ciri ikan sarden yang mengandung cacing, menurut Mimi, jika dimakan akan terasa beda dari sarden yang normal seperti biasa.

"Saat dimakan, terasa berbeda akan langsung dimuntahin kan, jadi orang pun memakan sarden tidak dalam jumlah banyak, paling satu potong. Kalau sudah terasa agak lain, hentikan saja memakannya," katanya.

Ia mengimbau kepada warga apabila merasakan hal yang berbeda saat memakan ikan sarden atau produk lain dan mengalami gejala muntah, maka harus segera melaporkannya ke Puskesmas dan dinas kesehatan setempat untuk dilakukan pengecekan.

"Kalau ada makanan kaleng yang peyot, rusak atau tidak utuh, jangan dibeli. Kemudian lihat masa berlakunya, lihat wadahnya, dan saat memakan ikannya, lihat dulu isinya. Kalau ada perubahan bau dan rasa beda dari yang biasa, ada yang menjalar-jalar gitu, jangan dimakan," kata Mimi meminta masyarakat untuk selalu waspada.

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018