Banda Aceh (ANTARA News) - Utusan dari 13 negara membahas manajemen risiko bencana dalam lokakarya internasional digelar Kementerian Luar Negeri di Provinsi Aceh yang berlangsung hingga 26 April mendatang.

"Ada 13 peserta dari negara menghadiri pertemuan yang membahas manajemen risiko bencana di Aceh," kata Pejabat Fungsional Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Dewi Savitri Wahab di Banda Aceh, Kamis.

Peserta berasal dari kawasan Pasifik, Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Karabia. Pertemuan tersebut juga membawa perubahan iklim yang kini menjadi bagian bencana global.

Dewi Savitri menyebutkan, dipilihnya Aceh menjadi tuan rumah lokakarya internasional tersebut karena wilayah ujung barat Pulau Sumatra ini pernah mengalami bencana gempa dan tsunami dahsyat pada akhir 2004.

"Dari bencana tersebut, terbangun ketangguhan masyarakat Aceh dalam menghadapi suatu bencana. Dari sinilah peserta akan berbagi pengalaman kebencanaan dengan Aceh," kata dia.

Dewi Savitri menambahkan, pertemuan internasional tersebut digelar sebagai bentuk komitmen Indonesia terhadap kesiapsiagaan bencana. Apalagi, Indonesia termasuk wilayah rawan bencana.

Oleh karena itu, Dewi Savitri berharap dari pertemuan ini akan melahirkan pemahaman bersama dalam membangun ketahanan masyarakat yang berkelanjutan dalam menghadapi suatu bencana serta mampu mengurangi dampak yang ditimbulkan.

"Apalagi ke depan tantangan ke depan yakni bencana perubahan iklim, Bencana perubahan iklim ini sedang dihadapi negara-negara kepulauan. Dari pertemuan ini diharapkan lahir konsep bersama dalam menghadapi bencana perubahan iklim tersebut," pungkas Dewi Savitri Wahab.

Baca juga: Sebanyak 706.646 wisatawan kunjungi Museum Tsunami Aceh

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018