Vientiane, Laos (ANTARA News) - Pemerintah RI perlu menyoroti kerja sama di kawasan Sungai Mekong yang terdiri atas Republik Rakyat China dan sejumlah negara di wilayah Indochina agar bisa sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia dan regional ASEAN.

"Kerja sama `The Greater Mekong Subregional` itu harus kita amati," kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Laos, A Firman Arif W Soepalal, di Vientiane, Laos, Jumat.

Sebagaimana diketahui, sungai Mekong di Indochina mengalir dari hulunya di Republik Rakyat China menuju ke Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan berakhir di hilirnya di Vietnam.

Menurut Soepalal, kerja sama tersebut layak diamati karena bentuk kerja sama yang mereka lakukan sudah sangat intensif dan telah beberapa kali menggelar KTT.

Ia juga mencontohkan, negara seperti China telah jor-joran menggelontirkan dana investasi untuk membangun beragam properti di Laos.

Terkait dengan Laos, ia mengingatkan bahwa meski selama ini Indonesia lebih sering surplus perdagangan dengan Laos, tetapi pada tahun lalu mengalami defisit.

Namun, Soepalal opimistis bahwa neraca perdagangan kedua negara akan kembali surplus untuk RI karena ada rencana untuk mengekspor komoditas batu bara ke Laos.

Sebelumnya, kantor berita Xinhua melaporkan bahwa Perdana Menteri Kamboja, Laos dan Vietnam (CLV) pada akhir Maret 2018 telah mengesahkan rencana aksi untuk menghubungkan perekonomian CLV hingga 2030.

Menurut rencana aksi tersebut, Vietnam, Laos dan Kamboja akan berupaya menghubungkan lembaga-lembaga mereka beserta kebijakan, infrastrukstur --terutama transportasi dan listrik-- dan faktor-faktor kemanusiaan dengan melibatkan kerja sama bidang pendidikan, pelatihan, layanan kesehatan dan kebudayaan, kata Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Rencana aksi dan Deklarasi Bersama Pertemuan Puncak ke-10 CLV akan membantu mendorong kerja sama komprehensif di antara ketiga negara, membuat CLV sebagai bagian penting dalam Visi Masyarakat ASEAN 2025 serta memperkuat keterhubungan perekonomian ketiga negara, kata perdana menteri Vietnam.

Keterhubungan yang lebih baik akan membantu ketiga negara meningkatkan daya saing, berpartisipasi secara efektif dalam jaringan nilai kawasan dan global serta menanggapi tantangan-tantangan bersama secara lebih baik, katanya.

Mereka juga sepakat meningkatkan kerja sama untuk memerangi kejahatan lintas perbatasan, membuat rencana menyeluruh dalam mendorong pariwisata dalam pembangunan kawasan segitiga, menyempurnakan rencana membangun industri karet ketiga negara serta meningkatkan kerja sama dalam perlindungan lingkungan serta pengaturan sumber daya alam.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018