Islamabad (ANTARA News) - Seorang pelajar pertukaran Pakistan yang tewas dalam penembakan massal di Texas pekan lalu dimakamkan di kota kelahirannya, Karachi, Rabu.

Peti matinya dibungkus dengan bendera hijau dan putih Pakistan.

Syekh Sabika, 17, termasuk di antara delapan pelajar dan dua guru yang tewas di Texas ketika SMA Santa Fe, sebelah tenggara Houston, pada Jumat. Mereka masuk ke dalam daftar suram sekolah-sekolah dan kampus Amerika Serikat, yang para siswa dan para stafnya tewas ditembak. Rangkaian kejadian itu memicu perdebatan soal undang-undang kepemilikan senjata api.

Jenazah Sheikh tiba di Pakistan pada Selasa malam dan dimakamkan tak jauh dari rumahnya di Karachi di kompleks perumahan kelas menengah, Gulshe-e-Iqbal.

Duta Besar AS David Hale dan sejumlah politisi dari pemerintah Provinsi Sindh berada di antara sekitar 400 orang yang hadir pada upacara pemakaman.

"Gadis yang tidak bersalah ini telah pergi untuk mencerahkan nama Pakistan," kata Amir Khan, seorang pemimpin senior dari Partai Gerakan Muttahida Quami yang membentuk pemerintahan kota di Karachi, kepada wartawan di pemakaman.

"Tapi karena nasib buruk di negara yang menuduh dunia terorisme, dia menjadi korban terorisme sendiri."

Ayah Sheikh, Aziz, mengatakan sebelumnya bahwa tidak pernah terlintas di benaknya bahwa penembakan akan terjadi di sekolah saat ia mengirim Sabika untuk belajar di AS.

"Kasus Sabika harus menjadi contoh untuk mengubah undang-undang senjata," kata Aziz Sheikh.

Sabika adalah bagian dari program pertukaran YES yang didanai Departemen Luar Negeri AS, yang memberikan beasiswa bagi siswa dari negara-negara dengan populasi besar Muslim untuk menjalani satu tahun akademik di AS. Dia dijadwalkan kembali ke Pakistan pada 9 Juni.

Baca juga: Gadis Pakistan murah senyum ini termasuk korban penembakan SMA Santa Fe

"Saya tidak bisa berkata-kata untuk mengungkapkan perasaan saya," kata teman keluarga Mohammad Ali setelah peti mati tiba di rumah keluarga. "Ini kehilangan besar bagi Pakistan. Dia ingin melakukan banyak hal untuk negara ini," ujarnya, demikian dilaporkan Reuters.

(Uu.SYS/KR-DVI/T008)

Pewarta: antara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018