Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB, New York (ANTARA News) - Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov mengutuk peningkatan ketegangan terakhir di Gaza.

Dua hari terakhir telah menyaksikan peningkatan ketegangan paling serius di Gaza sejak konflik 2014 antara Hamas dan Israel, kata Mladenov kepada Dewan Keamanan.

"Semua itu menjadi peringatan bagi kita semua betapa dekat kita dengan ambang perang setiap hari," katanya.

Antara Senin dan Rabu, 216 proyektil, roket dan bom mortir ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel, kata Mladenov mengutip Pasukan Pertahanan Israel. Walau kebanyakan proyektil itu dicegat oleh sistem Iron Dome Israel, ia melanjutkan, satu menghantam halaman taman kanak-kanak di pertanian di dekat perbatasan Jalur Gaza, dan merusak satu rumah.

Sebagai reaksi atas serangan roket dan mortir tersebut, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan terhadap 65 target Hamas dan Jihad Islam di Gaza dan menghancurkan satu terowongan sepanjang dua kilometer di penyeberangan Kerem Shalom, kata Mladenov.

"Untungnya, tak ada laporan mengenai korban jiwa di kedua pihak," katanya sebagaimana dikutip Xinhua.

Utusan PBB tersebut mengutuk serangan membabi-buta terhadap warga sipil.

"Serangan semacam itu sama sekali tak bisa diterima. Penembakan roket dan mortir terhadap warga sipil tak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun. Saya menggunakan kesempatan ini untuk menyeru masyarakat internasional bergabung dengan saya dalam secara bulat mengutuk serangan membabi-buta terhadap warga sipil ini dan peningkatan keadaan yang berbahaya di Gaza," kata Mladenov dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan atas permintaan Amerika Serikat.

Pada Selasa, Brigade Qassam Hamas dan Saraya Al-Quds Jihad Islam mengaku bertanggung-jawab atas serangan roket dan mortir ke Israel, kata Mladenov.

Pernyataan bersama kedua faksi tersebut menyalahkan Israel karena menyerang petempur dan posisi militer mereka selama 48 jam sebelumnya, sebagai bagian dari kewaspadaan terhadap upaya "pendiktean persamaan baru" mengenai status quo dan memperingatkan mereka akan membalas "penembakan dengan penembakan dan darah dengan darah" menurut Utusan PBB itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berikrar bahwa Israel akan "membalas dengan kekuatan sangat besar" serangan-serangan roket sebab selama lebih dari 24 jam warga Yahudi di sekitar Jalur Gaza hidup dalam ketakutan atas serangan roket, kata Mladenov. Ia menyatakan situasi telah tenang sejak Rabu dini hari.

Ia menyeru semua pihak untuk memelihara saling pengertian dan mencegah terulangnya setiap peristiwa yang membahayakan nyawa orang Yahudi dan Palestina.(Uu.C003)

 

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018