Washington (ANTARA News) - Petugas Amerika Serikat mempercepat penyelidikan terhadap dana kekayaan negara 1MDB, yang didirikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sejak Najib kalah dalam pemilihan umum pada bulan lalu, kata sumber.

Mereka juga bertukar lebih banyak bukti dengan pihak berwenang Malaysia, kata tiga sumber, yang mengetahui langsung penyelidikan tersebut.

Setidaknya enam negara, termasuk Malaysia, Amerika Serikat dan Swiss, menyelidiki tuduhan bahwa Najib dan rekannya mengantongi bagian dari 4,5 miliar dolar, yang diduga dicuri dari dana permodalan kelolaan negara, 1Malaysia Development Berhad.

Penyelidikan itu semakin gencar sesudah Najib tanpa diduga kalah dalam pemilihan umum pada 9 Mei.

Najib bersikeras membantah melakukan kesalahan sehubungan dengan dugaan korupsi melibatkan 1MDB tersebut.

Biro Penyelidikan Pusat meyakini pemerintah baru Malaysia lebih bersedia bekerja sama, sedangkan petugas Amerika Serikat melihat pemerintah Najib giat menghalangi penyelidikan tersebut, kata dua orang, yang mengetahui langsung penyelidikan itu.

Sementara jaksa Amerika Serikat mempertimbangkan kemungkinan menuntut Najib atau rekannya, mereka lebih suka Malaysia yang mengajukan tuntutan pidana terhadap pejabat Malaysia.

"Begitulah sebaiknya cara kerjanya," kata penegak hukum Amerika Serikat.

Najib mempertahankan mantan Jaksa Agung Amerika Serikat John Ashcroft dan badan pengacara New York, David Boies, untuk mewakilinya sehubungan dengan penyelidikan Amerika Serikat itu, kata sumber akrab dengan kuasa hukum Najib tersebut.

Dalam serangkaian penyitaan harta pada tahun lalu, jaksa Amerika Serikat di naskah pengadilan menduga bahwa sebagian uang curian dari 1MDB dimasukkan ke dalam rekening pribadi, yang diketahui sebagai "Pejabat Malaysia 1".

Sejak kekalahan Najib dalam pemilihan umum, pemerintah baru Malaysia gencar memulihkan miliaran dolar, yang diduga disedot dari 1MDB.

Pemerintah itu mempertimbangkan mengharapkan pemerintah Amerika Serikat meminta bank investasi Goldman Sachs mengembalikan hampir 600 juta dolar dalam biaya perolehannya dari obligasi untuk dana kekayaan pemerintah tersebut, kata sumber kepada Reuters pada Jumat.

Tidak ada permintaan resmi, tapi pejabat tinggi giat membahas rencana di dalam pemerintahan, kata mereka.

Penerus Najib, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, menyatakan Malaysia juga berusaha menangkap pemodal Low Taek Jho, tokoh utama dalam skandal tersebut, yang memberi saran bagi permodalan dan kesepakatan perundingan 1MDB.

Pewarta: ANTARA
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018