Medan (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) mewaspadai para provokator dan mencermati situasi menjelang, selama dan setelah pelaksanaan pemilihan presiden 2019.

"Tak terasa waktu semakin dekat di ujung pelaksanaan Pemilu Presiden 2019. Kita perlu cermati situasi dengan seksama," katanya saat memberikan pengarahan kepada prajurit TNI wilayah Medan, Kamis.

Di hadapan sekitar 1.124 prajurit, Menteri Pertahanan juga mengapresiasi peran para prajurit dalam mengamankan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 pada 27 Juni.

"Saya menyampaikan terima kasih karena sudah turut mengamankan Pilkada, sehingga tidak ada ribut-ribut besar yang berarti. Ini berarti masyarakat kita juga bisa tertib, sopan, saling menghormati," katanya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu mengatakan, "Selama tidak ada provokator maka rakyat sebenarnya bisa patuh dan tertib. Maka provokator ini yang salah satunya harus kita cermati dan waspadai siapa itu".

Tahapan persiapan Pilpres 2019 akan dimulai dengan pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden pada 8 hingga 14 Agustus.

"Kita perlu mengawasi berbagai perkembangan situasi dengan seksama agar dapat kita antisipasi segala kemungkinannya, sehingga tidak berdampak pada stabilitas keamanan nasional," kata Menteri Pertahanan.

Ryamizard juga menegaskan bahwa TNI harus netral dan tidak terlibat politik praktis.

"TNI itu tidak usah berpolitik karena jiwa dan raganya sudah diserahkan untuk bangsa dan negaranya. Loyalitas kepada bangsa dan negara itu penting. Jadi, TNI tidak perlu berpolitik. Demokrasi kita belum sampai untuk mengizinkan TNI berpolitik," kata mantan Panglima Kostrad itu.

"Tetaplah pada jati diri TNI, sebagai tentara pejuang, tentara rakyat. Itu kan jelas tentara untuk semua rakyat Indonesia. Kalau TNI terkotak-kotak ada TNI Golkar, tentara PDIP, yaa TNI hanya untuk Golkar atau PDIP. Jadi tidak usah berpolitik. Tetap seperti ini sudah yang terbaik. Tidak usah berpolitik," katanya menegaskan.
 

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018