PBB, New York (ANTARA News) - Anak-anak yang dideportasi dari Meksiko dan Amerika Serikat ke Amerika Tengah menghadapi kekerasan, stigma dan perampasan, sehingga menambah buruk penyebab utama migrasi tak teratur, kata Badan Anak PBB (UNICEF) baru-baru ini.

Peringatan itu memperlihatkan perjalanan berbahaya dan deportasi meningkatkan kemiskinan, kekerasan dan kurangnya peluang, kata Wakil Juru Bicara Farhan Haq, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. "Biasa terjadi anak-anak yang dikirim pulang ke negara asal mereka tak memiliki rumah yang dituju, dan berakhir di dalam lilitan utang atau menjadi sasaran gerombolan."

"Dipulangkan ke situasi yang tak mungkin membuatnya jadi lebih mungkin bahwa mereka akan bermigrasi lagi," kata Haq kepada wartawan dalam satu pertemuan rutin. Ia mengutip peeringatan tersebut, "Uprooted in Central America and Mexico, Migrant and Refugee Children Face a Vicious Cycle of Harship and Danger".

Lebih dari 68.000 anak migran ditahan di Meksiko antara 2016 dan April 2018, 91 persen di antara mereka dideportasi ke Amerika Tengah, kata laporan setebal 25 halaman.

"Di negara Amerika Tengah Utara, El Salvador, Guatemala dan Honduras dan di Meksiko, kekerasan yang berkaitan dengan gerombolan, kejahatan terorganisir, pemerasan, kemiskinan dan akses terbatas ke pendidikan yang berkualitas dan layanan sosial adalah bagian dari kehidupan sehar-hari buat jutaan anak," kata laporan tersebut.

"Setiap hari, semua keluarga yang menghadapi kondisi berat membuat keputusan menyakitkan untuk meninggalkan rumah mereka, masyarakat dan negara untuk mencari keselamatan dan masa depan yang lebih lebih berisi harapan," katanya. "Sebagian tindakan di dalam wilayah tersebut, sementara yang lain pergi ke utara menuju Meksiko dan Amerika Serikat."

"Tapi banyak keluarga yang berusaha menyelamatkan diri dari kondisi putus-asa mereka menghadapi setumpuk masalah baru dan trauma segera setelah mereka kembali ke jalur migrasi yang tidak teratur," kata UNICEF. "Keluarga itu harus melakukan perjalanan panjang yang tidak pasti, yang berisi resiko dijadikan korban oleh penyelundup atau penjahat lain, atau kehilangan barang mereka."

"Mereka mungkin ditangkap di tempat persinggahan atau saat tiba di tempat tujuan, hanya ditahan dan kemudian dikembalikan ke negara asal mereka," kata laporan itu. "Jika mereka dikembalikan, mereka tampaknya akan mengalami peningkatan banyak faktor --kekerasan, kemiskinan, kurangnya kesempatan, stigmatisasi, pengucilan sosial dan pengungsian di dalam negeri-- yang memaksa mereka memilih bermigrasi."

Editor: Chaidar Abdullah

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018