Kairo, (ANTARA News) - Pihak berwenang Mesir menangkap tiga tokoh terkemuka oposisi pada Kamis, termasuk mantan diplomat penting, yang menyerukan referendum tentang pemerintah Presiden Abdel Fattah as-Sisi, kata sumber keamanan.

Belum ada tuduhan khusus terhadap ketiganya, tapi mereka ditangkap atas perintah jaksa Mesir, kata sumber itu. Kementerian dalam negeri Mesir belum menjawab permintaan untuk memberi tanggapan.

Pihak berwenang Mesir memenjarakan ribuan penentang dan pengecam as-Sisi dalam beberapa tahun belakangan, termasuk terduga pegaris keras dan pegiat hak sekuler. Pemerintah menyatakan tindakan itu diarahkan ke teroris dan penyabot, yang mencoba melemahkan negara tersebut.

Mantan diplomat dan mantan duta besar, Masoum Marzouk, pada awal bulan ini menyerukan referendum tentang pemerintah as-Sisi, mempertanyakan keberterimaannya dalam kritik umum langka.

Ia menyatakan masa bakti pemerintah harus berakhir dan parlemen dibubarkan jika sebagian besar orang Mesir memberikannya suara tidak percaya, demikian laporan Reuters.

Dua orang lain yang ditangkap adalah Raed Salama, anggota utama oposisi Partai Kehormatan, tempat Marzouk pernah menjadi anggota, dan ilmuwan Yahya Kazaz, yang baru-baru ini menyeru as-Sisi mundur di Facebook-nya, dengan menulis "perlawanan adalah jalan keluar".

Sebelum keterpilihan kembali as-Sisi pada Maret, dalam pemungutan suara dengan ia menjadi satu-satunya calon, penantangnya dipenjarakan atau ditarik ke luar dari persaingan itu dengan menyatakan intimidasi. Keamanan Pasukan juga menahan beberapa wartawan dan penentang di jaringan pada Mei.

Pendukung as-Sisi menyatakan penindakan terhadap perbedaan pendapat diperlukan untuk menenangkan Mesir setelah pemberontakan pada 2011 dan kerusuhan sesudahnya, termasuk pemberontakan di Semenanjung Sinai, yang menewaskan ratusan orang.

Mantan jenderal itu menjadi presiden pada 2014, setahun sesudah memimpin pengusiran presiden Mohamed Mursi, kepala negara pertama Mesir terpilih secara bebas, setelah unjuk rasa warga terhadap pemerintahannya.

Mursi berkuasa setelah pemberontakan pada 2011, yang menggulingkan Hosni Mubarak, yang telah menjadi presiden hampir 30 tahun.

Editor: Boyke S. / Aliswan Azly 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018