Seoul (ANTARA News) - Pasukan dari Korea Utara dan Korea Selatan pada Senin mulai membersihkan sejumlah ranjau darat di sepanjang perbatasan mereka yang dibentengi secara ketat, kata kementerian pertahanan Korsel.

Pembersihan ranjau itu merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai untuk menurunkan ketegangan antara kedua negara serta membangun kepercayaan di semenanjung Korea yang terpisah itu.

Rincian proyek pembersihan ranjau disetujui dalam pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bulan lalu di Pyongyang, ibu kota negara Korea Utara.

Dalam pernyataan, kementerian mengatakan kedua pihak sepakat untuk membersihkan semua ranjau darat di wilayah yang disebut sebagai Kawasan Keamanan Bersama (JSA) di Panmunjon dalam 20 hari mendatang.

Pembersihan kawasan dari ranjau itu dilaksanakan di daerah bagian Korsel para ahli militer.

Belum ada kepastian dari Korea Utara soal apakah pasukannya sudah memulai proses yang sama.

Kesepakatan itu juga menyangkut perlucutan pos-pos penjagaan serta persenjataan dari JSA setelah ranjau dibersihkan. Pasukan yang masih berada di kawasan itu disepakati untuk tidak dipersenjatai.

JSA adalah satu-satunya titik di sepanjang 250 kilometer kawasan bebas senjata (DMZ) yang menjadi tempat pasukan kedua Korea berhadap-hadapan. Kawasan itu juga dikelola pasukan dari Perserikatan Bangsa-bangsa.

Pada November 2017, pasukan Korea Utara di JSA menembak salah satu dari prajurit mereka yang membelot ke Korea Selatan.

Namun sejak itu, kawasan tersebut telah dijadikan titik pertemuan pertama dramatis pada April antara Kim dan Moon serta pertemuan kedua mereka pada Mei.

Dalam pertemuan puncak pada April, Korea Utara dan Korea Selatan mengumumkan niat untuk mengubah DMZ, yang sekian lama merupakan simbol ketegangan dan pemisahan, menjadi "kawasan perdamaian."

Kedua Korea telah melucuti corong-corong pengeras suara, yang biasanya digunakan untuk menjalankan propaganda, serta beberapa pos penjagaan di sepanjang perbatasan.

Proyek-proyek pembersihan ranjau juga dimulai pada Senin di provinsi Gangwon, Korsel bagian timur, guna membuka jalan bagi tim-tim untuk mencari kerangka jenazah para tentara yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953, tambah kementerian.

Ranjau yang tersebar di daerah-daerah perbatasan, termasuk di DMZ dan Zona Pengawasan Sipil di Korea Selatan, berjumlah lebih dari satu juta, menurut para ahli pembersihan ranjau.
 

Pewarta: Antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018