Beirut (ANTARA News) - Jumlah terduga penderita kolera di Hudeidah, kota pelabuhan Yaman, hampir mencapai tiga kali, kata organisasi amal pada Selasa, memperingatkan bahwa penyakit tersebut dapat membunuh ratusan ribu anak-anak, yang sudah lemah akibat kurang gizi.

"Save the Children" mengatakan sarana kesehatan, yang didukungnya, mencatat kenaikan 170 persen dalam terduga kasus kolera, dari hampir 500 pada Juni menjadi 1.300 lebih pada Agustus setelah kekerasan merusak air dan sarana kebersihan.

Kolera, penyakit diare yang dapat membunuh dalam beberapa jam, tersebar akibat mengonsumsi makanan atau air tercemar, demikian Thomson Reuters Foundation melaporkan.

Bhanu Bhatnagar, juru bicara organisasi amal tersebut, mengatakan perang telah membinasakan hidup orang, tidak ada air bersih untuk diminum, tidak ada makanan untuk dimakan dan biaya hidup meningkat, memaksa sebagian keluarga memakan dedaunan untuk bertahan hidup.

Baca juga: PBB peringatkan mengenai gelombang ketiga wabah kolera di Yaman

Baca juga: Sekutu Saudi: laporan satu juta penderita kolera Yaman berlebihan


Save the Children mengatakan Hudeidah merupakan rumah bagi hampir 100.000 anak-anak kurang gizi dan meninggal akibat penyakit diare, seperti, kolera.

"Anak-anak gizi buruk dan lemah jauh lebih rentan terhadap penyakit itu dan banyak yang meninggal akibatnya," kata Bhatnagar dalam komentar yang dikirim lewat surat elektronik.

Pertempuran yang berlangsung lebih tiga tahun telah melumpuhkan ekonomi dan sistem layanan kesehatan Yaman, dan menimbulkan krisis kemanusiaan paling mendesak di dunia.

Lebih 28.000 orang meninggal atau luka-luka dalam perang itu dan 3 juta hidup dalam kesengsaraan, demikian pejabat PBB. Ribuan lagi meninggal akibat kekurangan gizi, penyakit dan kesehatan buruk.

Editor: Bpyke Soekapdjo

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018