Ankara, Turki (ANTARA News) - Turki mengharapkan semua lembaga dan sekolah yang memiliki hubungan dengan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) di seluruh dunia ditutup, kata menteri luar negeri Turki.

Ketika berbicara dengan kantor berita Anadolu, Mevlu Cavusoglu mengatakan sedikitnya 30 negara sejauh ini telah menutup sekolah dan lembaga lain yang berkaitan dengan FETO.

"Kami akan memiliki hasil positif dari Amerika Latin, Afrika dan Asia Tenggara --mengenai penutupan lembaga FETO-- dalam beberapa hari ke depan," kata Cavusoglu.

Menteri Turki tersebut mengingatkan bahwa Turki berikrar akan melancarkan perang global melawan FETO setelah kudeta yang gagal pada 15 Juli, demikian laporan kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

FETO dan pemimpinnya, yang berpusat di AS, Fetullah Gulen, mendalangi kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016, yang menewaskan 251 orang dan melukai hampir 2.200.

Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kegiatan yang sudah berlangsung lama untuk menggulingkan pemerintah melalui penyusupan ke berbagai lembaga Turki, terutama militer, polisi dan lembaga kehakiman.

"Sedikitnya 30 negara sejauh ini telah menutup perhimpunan, lembaga dan sekolah FETO dan Yayasan Maarif Turki mengambil-alih semua sekolah ini di hampir 20 negara," ia menambahkan.

Turki mendirikan Yayasan Maarif (TMF) pada 2016, setelah upaya kudeta untuk mengambil-alih administrasi sekolah yang berkaitan dengan FETO di luar negeri. Turki juga mendirikan sekolah dan pusat pendidikan di luar negeri.

Secara terpisah, Cavusoglu mengatakan Turki juga telah memprioritaskan untuk memulangkan anggota FETO ke Turki.

Menteri luar negeri Turki mengatakan mereka telah memperingatkan negara Balkan mengenai ancaman serius kelompok teror tersebut.

"Kami mengatakan bahwa FETO sangat kuat di Albania dan memiliki pengaruh dalam politik Albania. Keadaannya sama di Kosovo. Yayasan Maarif mengambil-alih satu universitas di Albania dan berharap kami bisa mendirikan satu kampus baru serta satu universitas di Kosovo," ia menambahkan.

Baca juga: Kabinet Trump pernah bahas pengusiran Fethullah Gulen dari AS
Baca juga: Presiden Turki desak AS ekstradisi Gulen



Editor: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018