Terhadap situasi terakhir ini, tentu kita tak cukup berdiam diri
Jakarta (ANTARA News) - Rektor Unika Atma Jaya (UAJ), Dr. Agustinus Prasetyantoko, memberikan pandangan mengenai situasi dalam negeri dan luar negeri serta tantangan yang akan dihadapi oleh para wisudawan dan wisudawati.  

Yang pertama, situasi dunia dengan dinamika penuh ketidakpastian, bukan saja dari sisi ekonomi, yang tengah diwarnai berbagai gejolak krisis di berbagai belahan dunia, namun juga dalam hal politik, sosial dan mungkin juga peradapan (kebudayaan).  Secara umum, peradapan dunia tengah bergolak menemukan keseimbangan (baru).  

Yang kedua, di dalam negeri adanya dinamika di bidang perekonomian, selain sosial dan politik, terutama menghadapi Pemilu serentak 2019, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden. 

Paling tidak hingga April 2019 nanti, dinamika sosial politik cenderung memanas, ditandai dengan berbagai perdebatan, khususnya di sosial media. 

"Terhadap situasi terakhir ini, tentu kita tak cukup berdiam diri, kita harus mengambil peran aktif untuk memastikan proses demokrasi yang secara rutin kita lakukan setiap lima tahun sekali ini tak sampai meretas apalagi merobek kesatuan bangsa kita yang memang sudah dari awalnya sangat majemuk. Tindakan kecil, seperti menyeleksi berita yang kita akan sebarkan di media sosial, bisa menjadi langkah penting dalam situasi seperti sekarang ini,” kata Prasetyantoko di Jakarta, Minggu.

Tantangan lainnya yang perlu dicermati adalah teknologi yang memampukan robot bukan hanya menjadi perangkat teknis yang membantu para pekerja tetapi mereka adalah pekerja itu sendiri.  

Bagaimana dengan manusia? Di masa depan, manusia dituntut memiliki kemampuan yang tak bisa diambilalih oleh robot, seperti kemampuan memecahkan masalah yang komplek secara kritis dan reflektif (complex problem solving dan critical thinking), kreatifitas dan empati, koordinasi dan negosiasi, serta hal lain yang memerlukan kapasitas insani.

"Revolusi digital tak berarti meminggirkan total manusia, namun jelas diperlukan pemaknaan baru akan pembagian kerja, wewenang dan peran antara 'human and machine'. Manusia dituntut untuk melakukan tranformasi secara mendasar (fundamental shift) dan memaksimalkan 'genuine creativity'-nya dengan belajar terus-menerus (long life learning)," katanya dalam acara wisuda 1136 orang sarjana baru program Sarjana, Pascasarjana dan Doktor Unika Atma Jaya beberapa waktu lalu.

Sebanyak 1063 wisudawan dan wisudawati tingkat Sarjana dan 73 wisudawan dan wisudawati tingkat Magister mengikuti prosesi wisuda dengan tema wisuda sarjana ke-72 dan pascasarjana ke-46 ini adalah "Menemukan Tanda Pahlawan Lintas Generasi".

Baca juga: Mendikbud: Lulusan sarjana saat ini pelaku bonus demografi
Baca juga: Jokowi ucapkan terima kasih lulusan UI banyak jadi menteri

 

Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018