Kairo, Mesir (ANTARA News) - Anggota Parlemen Mesir sedang mempertimbangkan untuk melarang permainan PlayerUnknown`s Battlegrounds (PUBG), aplikasi telepon pintar yang baru-baru ini digandrungi generasi muda di negeri tersebut.

PUBG, simulasi tempur orang-pertama yang melibatkan senjata yang berteknologi tinggi dan suara keras, belum lama telah menjadi salah satu game yang paling banyak dimainkan di Mesir --dan wilayah sekitarnya.

Namun, aplikasi telepon permainan-gratis tersebut telah menjadi kontroversi.

Media baru lokal baru-baru ini melaporkan bahwa seorang murid di Provinsi Iskandariyah di Mesir Utara membunuh gurunya akibat dari kecanduan PUBG.

Dalam pernyataan yang ditayangkan televisi belum lama ini, Anggota Parlemen Ahmed Badawi --Ketua Komite Komunikasi Parlemen, mengatakan permainan itu menjadi "hasutan kekerasan" di kalangan generasi muda.

PUBG, kata anggota parlemen tersebut, lebih berbahaya dibandingkan dengan Blue Whale, permainan daring yang telah dilaporkan membuat generasi muda di beberapa negara, termasuk Mesir, melakukan bunuh diri.

"Generasi muda kita mempelajari kekerasan dari perminan semacam ini," kata Badawi, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.

Menurut anggota parlemen itu, Parlemen akan mengadakan sidang pekan depan dengan dihadiri oleh wakil dari Lembaga Pengaturan Telekomunikasi guna menangani video game dan aplikasi kekerasan di telepon genggam.

Pada April, Jaksa Agung Mesir Nabil Sadiq melarang sejumlah permainan-daring "berbahaya", termasuk permainan dengan reputasi negatif Blue Whale.

Baca juga: Regulator China akan kontrol jumlah video game online
Baca juga: Trump tuding video game penyebab kekerasan di dunia nyata


Editor: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018