New York  (Antara/Reuters) - Pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan pada Selasa bahwa gerakan dunia maya China di Amerika Serikat meningkat dalam beberapa bulan belakangan.

Gerakan itu disebut-sebut mengincar prasarana mendasar dan kemungkinan adalah upaya meletakkan dasar bagi serangan gangguan pada masa depan.

"Anda mengkhawatirkan bahwa mereka sedang menyiapkan prasarana sangat penting dan berusaha melakukan gangguan operasi, yang paling akan dikhawatirkan," kata pejabat Badan Keamanan Nasional Rob Joyce pada konferensi keamanan maya Wall Street Journal.

Joyce, mantan penasihat Gedung Putih untuk Presiden Donald Trump menyangkut dunia maya, tidak memberikan rincian. Juru bicara NSA mengatakan Joyce mengacu pernyataannya itu pada serangan digital terhadap sektor energi, keuangan, transportasi dan kesehatan AS.

Pernyataan tersebut penting karena keluhan-keluhan AS soal peretasan China sejauh ini memusatkan perhatian pada pemata-mataan dan pencurian hak cipta, bukan pada kemungkinan gangguan terhadap infrastruktur utama.

China berkali-kali membantah tudingan AS bahwa pihaknya melakukan serangan dunia maya.

Pernyataan Joyce bersamaan dengan upaya para jaksa untuk, secepatnya pekan ini, mengungkap putaran baru dakwaan terhadap sejumlah warga negara China atas peretasan bermuatan kejahatan.

Jaksa diperkirakan mengeluarkan dakwaan bahwa para peretas China terlibat dalam operasi pemata-mataan dunia maya yang disebut dengan "Cloudhopper". Operasi itu dicurigai membidik perusahaan-perusahaan penyedia layanan teknologi beserta para pelanggannya, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Kongres AS sedang mengkaji tuduhan soal peningkatan kegiatan peretasan China.

Sejumlah pejabat tinggi Departemen Keamanan Dalam Negeri serta Departemen Kehakiman dijadwalkan memberikan kesaksian pada Rabu dalam sidang Komite Peradilan Senat, yang bertema "Spionase Nontradisional China Terhadap Amerika Serikat: Ancaman dan Kemungkinan Tanggapan Kebijakan".

Penyunting: Tia Mutiasari

Pewarta: Antara/Reuters
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2018