Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memerintahkan aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku bom di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), sekaligus jaringan teroris yang berperan di dalamnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Ji-Expo Kemayoran Jakarta Pusat, Rabu, mengapresiasi kinerja Densus 88 Antiteror Polri yang berhasil menangkap terduga teroris di Sibolga, Sumatera Utara.

Jokowi meminta agar aparat kepolisian menindak tegas pelaku jaringan teroris yang masih tersisa. "Saya sudah sampaikan, sebuah tindakan yang tegas terus menerus tanpa henti dan kita harapkan segera semuanya bisa terungkap," tegasnya.

Kepala Negara meminta kepolisian menangkap seluruh kelompok teroris yang kemungkinan masih tersisa dan berkeliaran.

Menurut dia, apabila kelompok tersebut tak segera ditangkap maka akan membahayakan keamanan masyarakat.

"Kita harapkan ke depan ini lebih dikembangkan lagi sehingga sel-sel yang masih tersisa yang belum ketemu bisa ditemukan karena bisa berbahaya bagi negara ini, keamanan negara kita, kalau masih ada teroris-teroris yang masih menyimpan bom seperti itu," katanya.

Ia ingin agar tidak ada lagi sel-sel dari jaringan teroris tersisa di Tanah Air.

"Ke depan ini lebih dikembangkan lagi sehingga sel-sel yang masih tersisa yang belum ketemu bisa ditemukan," kata Jokowi.

Densus 88 Antiteror Polri menyergap rumah terduga teroris bernama Husain alias Abu Hamzah di Sibolga pada Selasa sekitar pukul 14.23 WIB. Dalam operasi itu, sebuah bom meledak dari dalam rumah pelaku yang melukai petugas.

Polisi baru berhasil menangkap Husain. Sementara itu, istri dan anak Husain alias Abu Hamzah diduga sudah meninggal setelah meledakkan diri dari dalam rumahnya di Sibolga, Sumatera Utara pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, tetapi jasad mereka belum bisa dievakuasi.
***2***
T. H016

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019