Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore masih melanjutkan tren penguatan dalam tiga hari berturut-turut setelah sempat melemah nyaris sepanjang pekan lalu.

Kurs rupiah menguat 2 poin menjadi Rp14.265 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.267 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, bahwa penguatan rupiah dipicu oleh penguatan poundsterling dan euro terhadap dolar AS.

"Rupiah hari ini menguat lagi. Ini lebih banyak dari faktor global. Euro dan GBP hari ini menguat terhadap dolar AS," ujar Rully.

Menurut Rully, sentimen terkait kesepakatan Brexit memengaruhi pergerakan euro dan poundsterling, kendati masih belum ada kejelasan ke depannya apakah masih akan diperpanjang batas waktunya atau tidak. Ia menilai, apabila tidak tercapai kesepakatan, akan membuat dolar AS semakin perkasa.

"Selain itu, pergerakan hari ini juga dipengaruhi oleh inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan," ujar Rully.

Inflasi AS pada Februari 2019 tercatat 1,5 persen (tahun ke tahaun/yoy), melambat dibandingkan Januari 2019 yang sebesar 1,6 persen (yoy). Angka inflasi ini merupakan yang terendah sejak September 2018, dan turun sejak empat bulan berturut-turut.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.245 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.245 per dolar AS hingga Rp14.282 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.269 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.251 per dolar AS.***1***
(T.C005/

Pewarta: Citro Atmoko

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019