Jakarta (ANTARA News) - Walikota Jakarta Timur, Koesnan Abdul Halim, menyatakan banjir di wilayahnya hingga saat ini masih sulit diatasi sepanjang belum dilakukannya relokasi warga bantaran sungai ke rusun dan belum selesainya proyek Kanal Banjir Timur. Berbicara di Balaikota Jakarta, Rabu, setelah mendampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Koesnan menyatakan upaya untuk memindahkan warga yang tinggal di bantaran kali Ciliwung ke rumah susun yang dibangun pemerintah masih ditolak warga. "Kita sudah sampaikan program itu kepada masyarakat, mereka akan dipindahkan ke rusun di Cakung dan Cengkareng bahkan sudah diajak ke sana untuk melihat, namun mereka menolak dengan alasan jauh dari tempat mereka beraktivitas sehari-hari," paparnya. Pola lain yang ditawarkan, menurut Walikota Jakarta Timur, adalah dengan pembangunan rumah panggung tak jauh dari tempat tinggal warga yang akan direlokasi di sekitar Kampung Melayu. "Rumah panggung itu kita dirikan di pinggir sungai di kawasan yang sesuai dengan aturan, dengan itu pun masih ada 50 persen warga yang menolak," katanya. Akibatnya, hingga saat ini Pemkot Jakarta Timur belum bisa membuat perencanaan anggaran dan rencana kegiatan untuk penyelesaian korban banjir di sepanjang sungai Ciliwung. "Kita masih menunggu kesepakatan apa yang warga inginkan, kita tidak ingin menghambur-hamburkan anggaran bila rencana itu belum disepakati oleh warga," ujar Koesnan. Ia mengatakan sambil menunggu bisa dilakukannya langkah permanen menyelesaikan masalah banjir di bantaran sungai Ciliwung, Pemkot melakukan penampungan dan logistik. Pemkot Jaktim mencatat setidaknya terdapat sejumlah titik banjir di sepanjang Sungai Ciliwung yang melintsi wilayah itu, yakni Condet Bale Kambang, Cililitan, Cawang, Bidaracina, Kampung Melayu dan Kebon Manggis. "Di Cawang, ada lagi empat titik banjir, total jumlah penduduk yang mengungsi untuk seluruh titik di Jaktim sebanyak 6.000 orang," paparnya. Untuk tempat pengungsian, menurut Koesnan, ada beberapa titik antara lain sekolah Binawan Cililitan, Bidaracina di Kantor Lurah sementara Kampung Melayu di SD Santa Maria, PT DI dan RS Hermina. "Untuk cadangan lokasi disiapkan Lapangan Jenderal Urip di depan Polres Jakarta Timur. Masyarakat sudah terbiasa menghadapi banjir, yang perlu kita lakukan adalah adanya peringatan dini," katanya. Koesnan menyatakan dalam jangka panjang, warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung dapat saja secara paksa dipindahkan, namun saat ini dilakukan langkah persuasif. "Dengan harapan nantinya mereka mempunyai rasa memiliki atas lokasi tempat tinggal yang baru karena pindah secara sukarela," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007