Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah dipicu sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Rupiah melemah 65 poin atau 0,45 persen menjadi Rp14.360 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.295 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Kamis, mengatakan, rupiah masih akan cenderung bergerak melemah seiring proses negosiasi dagang antara AS dan China yang kini kembali memanas.

"Pelemahan rupiah hari ini masih soal perang dagang. Pelaku pasar tampaknya masih khawatir," ujar Dini.

Berdasarkan keterangan US Trade Representative pada Rabu (8/5) malam, tarif impor dinaikkan dari 10 persen menjadi 25 persen terhadap produk China ke AS senilai 200 miliar dolar AS dan akan berlaku mulai Jumat 10 Mei 2019 besok.

Selain itu, pelemahan rupiah juga akan dipicu kekhawatiran tertekannya defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD), yang datanya akan dirilis oleh Bank Indonesia Jumat (10/5) besok.

Menurut Dini, CAD terancam semakin tertekan seiring harga minyak dunia yang menguat tajam dan dapat menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.306 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.306 per dolar AS hingga Rp14.370 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, Rupiah melemah menjadi Rp14.338 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.305 per dolar AS.

Baca juga: Analis: Rupiah cenderung melemah seiring memanasnya perang dagang

Baca juga: BI sebut tren pelemahan rupiah hanya sementara

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019