Bandung (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menargetkan memiliki serta mengoperasionalkan sebanyak 100 armada pangan pada 2020 sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat ekonomi kurang mampu.


"Kami sangat bersemangat dan optimistis target ini dapat tercapai sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," kata Ketua Dewan Pembina ACT Ahyuddin
pada kegiatan peluncuran dan pelepasan Jelajah Humanity Rice Truck di Bandung, Jawa Barat, Kamis.


Ia menyebutkan saat ini ACT baru memiliki lima armada khusus untuk memenuhi kebutuhan pangan yakni dua "food truck" atau truk makanan, satu "rice truck" atau truk beras dan satu "water truck" atau truk air.


"Namun dalam waktu dekat food truck kita akan menjadi empat armada sehingga secara keseluruhan kita punya tujuh armada," kata dia.


Selain armada pangan untuk menyalurkan bantuan kepada warga di Tanah Air, ACT juga terus mengembangkan keberadaan lumbung pangan wakaf yang dibentuk dari penggalangan wakaf tunai dari masyarakat luas.


Saat ini ACT memiliki sejumlah huller atau mesin penggilingan padi yang berasal dari dana wakaf di beberapa daerah di antaranya di Karawang, Tasikmalaya dan Blora. Mesin-mesin tersebut dapat menghasilkan padi minimal 1.500 ton per bulan.


"Kita juga menargetkan lebih pada 2020. Kalau bisa kita akan membuat hingga 100 huller di 100 desa," ujar dia.

Baca juga: ACT bagikan 10 ton beras per hari selama Jelajah Humanity Rice Truck

Menurutnya, pencapaian target-target tersebut tentu tidak terlepas dari campur tangan, bantuan serta wakaf dari masyarakat luas dalam membantu sesama.


Sehingga, kata dia, penggalangan wakaf tunai tersebut harus terus diproduktifkan dan nantinya dapat memenuhi penyaluran bantuan dalam berbagai program baik itu program beras untuk santri, program food truck dan sebagainya.


"Karena setidaknya untuk berbagai program, kebutuhan kita tidak kurang dari 500 ton beras setiap bulan," kata dia.


Apalagi, pemerintah saat ini mengakui terdapat sekitar 15 juta orang masyarakat dengan ekonomi kurang mampu di Indonesia yang pastinya membutuhkan bantuan bukan hanya dari pemerintah itu sendiri, namun juga antarsesama.


Ia berharap berbagai kegiatan serupa ACT juga dapat dimasifkan agar dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Kemudian layanan tersebut seharusnya dilakukan dengan cara jemput bola atau datang langsung ke lapangan, bukan hanya sekadar menunggu informasi dari bawah.

Baca juga: Global Wakaf-ACT, BNI dan BEI kolaborasi edukasi pasar modal syariah

"Kami akan terus tebarkan kebaikan secara reguler dan semoga semakin banyak masyarakat yang tergugah hatinya untuk turut berpartisipasi," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019