Mamuju (ANTARA) - Anggota DPR meminta pemerintah menerapkan skala prioritas dalam mengalokasikan bantuan untuk pengungsi gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

"Sebagai perwakilan rakyat di DPR saya telah banyak dihubungi masyarakat, masyarakat pengunsi gempa sudah dalam keadaan lapar," kata anggota DPR asal Sulawesi Barat, Suhardi Duka, di Mamuju, Minggu. Ia juga mantan bupati dua periode di Kabupaten Mamuju.

Ia mengatakan, selain kekurangan makanan masyarakat juga kesulitan air minum dan air bersih selain itu butuh obat dan tenaga medis.

"Kami bersama masyarakat ditenda pengunsian, mereka juga butuh susu bayi, bila sudah ada bantuan mohon segera di bagi, kepada mereka pengunsi karena sudah sangat butuh," ujarnya.

Baca juga: Panglima TNI perintahkan bersihkan puing-puing bangunan akibat gempa

Ia berharap, pemerintah mulai dari tingkat pusat sampai di daerah dalam menyalurkan bantuan kepada pengunsi gempa, mesti memprioritaskan kepada mereka yang paling butuh.

Sekitar 15.000 orang telah mengungsi ke wilayah pegunungan akibat gempa Mamuju yang terjadi terjadi 02.28 WITA Jumat.

Baca juga: Panglima TNI kerahkan KRI Soeharso bantu korban gempa di Mamuju

Para pengunsi yang khawatir dengan gempa susulan dan bencana tsunami menempati sejumlah titik pengungsian diantaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana Kabupaten Majene

Selain itu juga menempati sejumlah titik pengungsian yang terdapat di Kecamatan Mamuju, Kecamatan Simboro, Kecamatan Tapalang dan Tapalang Barat Kabupaten Mamuju.

Sementara itu korban gempa Mamuju terus bertambah menjadi 51 orang akibat tertimpa reruntuhan bangunan sementara di Kabupaten Majene terdapat delapan orang. Korban luka berat dan menjalani rawat inap sebanyak 189 orang sementara luka ringan dan rawat jalan 637 orang.

Baca juga: Pesawat TNI AU angkut bantuan logistik ke Mamuju

 

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021