Jakarta (ANTARA) -- BUMN reasuransi, Indonesia Re optimistis dapat menjadi Giant Re atau perusahaan reasuransi terbesar dalam hal ekuitas di kawasan Asia Tenggara.

Direktur Utama Indonesia Re Kocu A. Hutagalung mengatakan, pihaknya telah merancang peta jalan untuk mewujudkan visi tersebut. Di antaranya, dengan membidik penambahan modal sebesar Rp1,5-2 triliun memutakhirkan sistem teknologi informasi yang berorientasi pada pelayanan hingga terus meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.

"Dengan komitmen permodalan yang besar dan didukung kualitas SDM yang tinggi serta sistem teknologi informasi yang canggih, Indonesia Re siap memberikan proteksi dan solusi reasuransi yang andal berkualitas internasional," ungkap Kocu beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, pada 2016 lalu, Indonesia Re berhasil menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) sebesar Rp900 miliar. Hal ini tak lain untuk memperkuat kapasitas permodalan perseroan untuk menjadi salah satu reasuradur terdepan di Tanah Air dan membantu memangkas tingginya premi reasuransi yang lari ke luar negeri.

Kocu melanjutkan, langkah lain yang ditempuh untuk menjadi Giant Re adalah dengan mengantongi penilaian A- dari A.M. Best, lembaga pemeringkatan industri asuransi internasional.

"Seharusnya 2020 (pemeringkatan) sudah selesai. Tapi karena pandemi Covid-19, proses tersebut tertunda, mudah-mudahan sampai 2021," ungkapnya.

Proses digitalisasi pun menjadi salah satu prioritas utama. Pasalnya, kecepatan dan ketepatan dalam penyediaan pelayanan kepada ceding menjadi hal yang tidak dapat dikompromikan. Oleh karenanya, perusahaan pelat merah ini tak henti memutakhirkan teknologi pada seluruh siklus kerjanya.

Kocu mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan basis data berbasis Algorithm Artificial Intelligent (AAI) dan penguasaan di bidang otomasi, prediksi dan simulasi.

"Terutama di bagian klaim untuk mulai memetakan data yang terkumpul sehingga bisa digunakan oleh AAI," tambahnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021