Mamuju (ANTARA) - Sebanyak 8.000 rumah warga di Kota Mamuju ibu kota Provinsi Sulbar rusak akibat gempa dengan magnitudo 6,2 sehingga butuh perbaikan.

"Data rumah rusak di Kota Mamuju mencapai 8000 unit, validasi data kerusakan rumah akibat gempa yang dilakukan pemerintah Sulbar ditargetkan selesai awal bulan Maret ini," kata Sekda Sulbar, M Idris Dp di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulbar berkomitmen melakukan upaya perbaikan kerusakan rumah dan kerusakan ini akan segera dilaporkan kepada Pemerintah Pusat.

Baca juga: Menko: Prioritaskan penanganan perempuan dan anak pascagempa

"Selain melakukan kegiatan evakuasi, penyaluran bantuan logistik, layanan kesehatan dalam rangka tanggap darurat bencana, Pemprov Sulbar juga tengah memverifikasi dan validasi data penerima bantuan rehabilitasi rumah terdampak bencana gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju ini," ujarnya.

Menurut dia, data awal kerusakan rumah akan menjadi acuan pemerintah dalam melakukan rehabilitasi rumah yang dirusak gempa.

"Akan ada beberapa tim yang dibentuk untuk memastikan penerima bantuan by name, by address, by koordinat dan by eviden base, bekerja melakukan validasi kerusakan rumah, termasuk soal pemetaan rumah ke dalam kategori rusak berat, sedang atau ringan," katanya.

Ia berharap masyarakat yang rumahnya terdampak gempa untuk bisa sedikit bersabar menunggu proses dan hasil yang ditetapkan pemerintah.

"Semoga semua tahapan proses pemberian bantuan kerusakan akibat ini dapat kita lalui sesuai fakta lapangan dan berjalan dengan lancar," ujarnya.

Baca juga: Rumah Sakit Lapangan TNI-AD lakukan SC pada warga korban gempa
Baca juga: Sebagian warga Ulumanda Sulbar yang mengungsi kembali ke rumah

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021