biasanya keluhan terjadi sesudah tiga bulan dari awal gejala
Jakarta (ANTARA) - Penyintas COVID-19 dengan gejala berkepanjangan (long COVID-19) diimbau tidak takut berobat ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, kata seorang dokter spesialis paru.

"Pasien long COVID-19 jangan takut ke rumah sakit. Kalau gejalanya tidak dihilangkan, kualitas hidup anda jadi terganggu," kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan dalam agenda pelatihan kepada media terkait obat dan vaksin di masa pandemi COVID-19 yang diselenggarakan BPOM dan diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Selasa.

Erlina mengatakan gejala berkepanjangan atau long COVID-19 bervariasi untuk setiap orang. Semakin berat sakitnya, maka saat long COVID-19 banyak juga keluhannya.

Bagi masyarakat yang mengalami gejala, kata Erlina, sebaiknya segera kembali kontrol ke rumah sakit tempat awal dirawat untuk menghilangkan gejala.

"Saran saya kembalilah ke rumah sakit. Selain diberikan obat penghilang gejala, dia perlu melakukan kegiatan fisioterapi dan rehabilitasi medis ini perlu latihan. Porsinya disiapkan rumah sakit. Segeralah melakukan perawatan jangan ditunggu," katanya.

Baca juga: Aplikasi telemedisin OkeKlinik tawarkan perawatan long COVID
Baca juga: Studi: Long COVID pengaruhi 1 dari 7 anak 15 minggu setelah positif


Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan kondisi long COVID dapat terjadi pada seseorang dengan status probable atau terkonfirmasi COVID-19.

"Biasanya keluhan terjadi sesudah tiga bulan dari awal gejala dengan keluhan yang berlangsung setidaknya dua bulan," katanya.

Keluhan yang dirasa pun bervariasi, seperti nyeri perut, gangguan menstruasi, gangguan penciuman atau pengecap, gelisah, penglihatan kabur, nyeri dada, batuk, depresi, pusing dan demam yang hilang timbul.

Gejala lain dapat juga berupa gangguan saluran cerna, baik diare maupun konstipasi dan “acid reflux”, juga bisa sakit kepala, gangguan memori, nyeri sendi, nyeri otot, neuralgia, bentuk alergi baru, gangguan tidur, berdebar debar dan juga telinga berdenging atau gangguan pendengaran lainnya.

Dokter paru di RS Persahabatan Jakarta Timur menyebutkan long COVID-19 sangat berisiko mengganggu produktivitas seseorang saat bekerja bila tidak segera dipulihkan.

Baca juga: Reisa minta penderita Post COVID agar rutin konsultasi dengan dokter
Baca juga: Alami gejala Long COVID, penyintas imbau pencegahan lebih baik
Baca juga: Perhimpunan dokter paru minta masyarakat waspadai gejala "Long Covid"

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021