Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat mulai tertarik pada isu politik luar negeri karena kemudahan mengakses berita di media arus utama mau pun media sosial, kata Ketua Departemen Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS) Shafiah Muhibat.

"Masyarakat senang baca berita jadi mulai ada atensi pada isu ini. Kurangnya adalah tertarik pada isu, tidak selalu diiringi memahami isu ini apa," ujar dia di Jakarta, Rabu.

Terdapat perubahan besar, kata dia, yakni dulu kebijakan luar negeri hanya dipahami segelintir orang elite, sedangkan sekarang semua orang dapat memahami dengan membaca.

Menurut Shafiah, dulu terdapat kecenderungan masyarakat yang memberikan perhatian pada isu politik internasional dipengaruhi tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Sementara kini dengan jangkauan media sosial, seluruh lapisan dapat mengakses kabar terbaru dan belajar negara mana yang berkaitan dengan Indonesia.

"Semua orang bisa membaca di media sosial, akses lebih mudah. Jadi orang yang sebelumnya tidak tahu kalau kita punya hubungan seperti apa dengan negara mana jadi tahu," kata Shafiah.

Untuk mendorong masyarakat Indonesia semakin tertarik dengan isu politik luar negeri, dua pasangan capres-cawapres dapat membicarakan isu-isu berkaitan dengan politik luar negeri Indonesia.

Selain itu, tentunya dibutuhkan bantuan media massa untuk memberitakan isu internasional yang penting.

"Saya rasa peran media penting sebagai sumber informasi pemilih selain media sosial media. Seberapa sering isu diangkat akan mengedukasi publik," tutur dia.

Baca juga: Indonesia konsisten terapkan diplomasi bebas aktif

Baca juga: Palestina selalu di jantung politik luar negeri Indonesia, kata Menlu

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018